Teken Perjanjian CEPA Indonesia Dan UEA Makin Lengket Ini Rincian Benefitnya

Teken Perjanjian CEPA Indonesia Dan UEA Makin Lengket Ini Rincian Benefitnya

Ekonomi | BuddyKu | Jum'at, 1 Juli 2022 - 22:24
share

Indonesia, negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dan Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA), Sabtu (1/7).

Dalam keterangannya, Kementerian Perdagangan RImenjelaskan, kesepakatan yang ditujukan untuk meningkatkan perdagangan timbal balik antara kedua negara itu meliputi perdagangan barang dan jasa, investasi, hak kekayaan intelektual, ekonomi Islam, prosedur kepabeanan dan fasilitas perdagangan, kerja sama ekonomi, usaha kecil dan menengah, perdagangan digital, serta persyaratan hukum dan masalah kelembagaan.

Kesepakatan tersebut diharapkan dapat mendongkrak nilai ekspor Indonesia ke UEA, sebesar 844,4 juta dolar AS atau 53,9 persen dalam 10 tahun ke depan.

Impor Indonesia dari UEA juga diproyeksikan naik 307,3 juta dolar AS atau sekitar 18,26 persen.

Ini bisa digunakan untuk mengurangi defisit perdagangan dengan UEA, demikian pernyataan Kementerian Perdagangan RI.

Kesepakatan tersebut merupakan perjanjian perdagangan pertama Indonesia, dengan negara di kawasan Teluk.

Hal ini menunjukkan bahwa UEA merupakan mitra penting bagi Indonesia. Kerja sama ini diharapkandapat terus ditingkatkan di masa mendatang, imbuh pernyataan tersebut.

Bagi UEA, ini adalah CEPA ketiga, setelah penandatanganan pakta serupa dengan Israel pada Mei dan India pada Februari.

Perjanjian UEA dengan Indonesia merupakan perpanjangan dari hubungan perdagangan dan investasi yang kuat antara kedua negara.

Tahun 2020, nilai perdagangan antara UEA dan Indonesia mencapai sekitar 2,5 miliar dolar AS. Dengan nilai ekspor UEA ke Indonesia sebesar 1,5 miliar dolar AS. Sementara impor Indonesia ke UEA, berjumlah 1 miliar dolar AS.

Indonesia ingin menggandakanperdagangan timbal balik pada tahun 2025, kata Muhammad Luthfi -yang kala itu menjabat Menteri Perdagangan RI - seperti dikutip The National, November 2021.

Indonesia kini sudah berada di jalur yang benar, untuk menjadi salah satu negara ekonomi Asia, dengan pertumbuhan tercepat tahun ini.

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,6 persen pada tahun ini,dan 6 persen pada 2023.

Ekonomi negara itu kembali tumbuh pada 2021, setelah terkontraksi sebesar 2,1 persen pada 2020, di puncak pandemi Covid-19.

Hubungan UEA-Indonesia tumbuh signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah kunjungan Presiden Sheikh Mohamed pada Juli 2019.

Dalam kunjungan Presiden RI Jokowike UEA pada November 2021, pemerintah dan entitas sektor swasta negara tersebut juga menandatangani kesepakatan bernilai miliaran dolar di berbagai sektor. Termasuk energi, penerbangan, jasa keuangan, kecerdasan buatan, pertanian dan pertahanan.

Perjanjian senilai 10 miliar dolar AS telah diteken INA, sovereign wealth fund milik Indonesia. Termasuk, kesepakatan denganDP World, perusahaan rantai global dunia yang berbasis di Abu Dhabi, untuk mengembangkan pelabuhan negarahingga 30 tahun.

Etihad Credit Insurance, agen kredit ekspor federal UEA, menandatangani perjanjian dengan BUMNreasurans,Indonesia Re untuk meningkatkan akses pendanaan ke UKM dan perusahaan skala menengah untuk meningkatkan ekspor.

Indonesia juga berencana melakukan studi bersama dengan UEA, untuk menjajaki kemungkinan mendirikan usaha patungan dengan Emirates Global Aluminium.

Kami ingin melihat, apakah BUMN Indonesia dan EGA dapat bekerja sama untuk mendapatkan produksi aluminium di Indonesia. Ini juga merupakan salah satu peluang, kata Luthfi.

Beberapa perusahaan UEA kini telah menggarap proyek di Indonesia. Tahun 2020, Adnoc meneken perjanjian awal dengan Pertamina dan Chandra Asri, untuk mengeksplorasi kemungkinan pengembangan minyak mentah menjadi petrokimia kompleks di Indonesia.

Masdar, perusahaan energi bersih Abu Dhabi, juga telah menandatangani perjanjian pembelian listrik dengan PLNuntuk mengembangkan pembangkit listrik fotovoltaik surya terapung pertama di Indonesia.

Maret 2022, UEA menginvestasikan 10 miliar dolar melalui INA,untuk dibelanjakan pada proyek infrastruktur dan pariwisata.

Indonesia kiniaktif mencari investasi di sektor-sektor yang penting bagi perekonomian masa depan.

Ekonomi digital kita akan menjadi bagian penting dari pembangunan kita. Saat ini, kami bernilai 40 miliar dolar AS Tahun 2030, kami akan tumbuh di atas 330 miliar dolar AS. Sehingga, Indonesia bisa menjadi salah satu ekonomi digital terbesar dan kuat di Asia Tenggara, papar Luthfi.

UEA, negara ekonomi terbesar kedua di dunia Arab, terhitung sukses bangkit dari pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid. UEA juga mampu mempertahankan momentum perdagangan yang kuat, meskipun ada ketidakpastian terkait Corona.

Ekspor UEA diproyeksikan meningkat pada tahun2030. Melampaui rata-rata tahunan 6 persen atau setara 299 miliar dolar AS, karena terus melakukan diversifikasi ekonominya. Tak hanya bergantung pada minyak, beber Standard Chartered, dalam laporannya.

UEA saat ini juga sedang berada dalam tahapannegosiasi CEPA dengan Korea Selatan, yang diharapkanselesai pada akhir tahun ini.

Perjanjian dengan Korea Selatan bertujuan untuk meningkatkan kemitraan ekonomi antara kedua negara, menjadi minimal 20 miliar dolar AS, dalam 3-5tahun ke depan.

UEA juga telah memulai pembicaraan CEPA dengan Georgia dan Filipina, untuk mendongkrak nilaiperdagangan dan investasi bilateral.

Topik Menarik