Harga CPO Tumbang Dihantui Resesi, Pabrik Sawit Malaysia Setop Produksi

Harga CPO Tumbang Dihantui Resesi, Pabrik Sawit Malaysia Setop Produksi

Ekonomi | BuddyKu | Selasa, 28 Juni 2022 - 12:55
share

JAKARTA Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) merosot pada perdagangan hari ini menyusul ekspektasi kenaikan produksi dan kekhawatiran atas resesi.

Pantauan di bursa derivatif Malaysia, Selasa (28/6/2022), harga CPO kontrak teraktif September 2022 turun 0,30% di MYR4.907 per ton, setelah sempat anjlok lebih dari 2% pada sesi pagi. Ini terjadi menyusul reli hampir 5% pada sesi sebelumnya.

Seorang pejabat senior Asosiasi Pengolahan Minyak Sawit Malaysia / Malaysian Palm Oil Millers Association (POMA) menyatakan, sejumlah pabrik kelapa sawit di Malaysia akan menghentikan produksi untuk sementara waktu. Ini dilakukan menyusul penurunan harga minyak nabati secara drastis.

Langkah para produsen dijawab oleh otoritas Malaysia dengan meminta untuk terus menggenjot produksi meskipun harganya terus merosot. Pihak berwenang Malaysia juga dikabarkan meminta produsen untuk membeli kelapa sawit langsung dari petani.

Wakil Menteri Industri dan Komoditas Perkebunan Malaysia Wee Jeck Seng mengatakan, pemerintah telah menerima keluhan pabrik yang menolak membeli buah kelapa sawit.

"Buah kelapa sawit di petani tidak bisa disimpan lebih dari dua sampai tiga hari, atau mereka akan membusuk. Ini akan mempengaruhi petani kecil," sebut Wee, dilansir Reuters, Selasa (28/6/2022). "Pengusaha harus bertanggung jawab, tidak peduli apakah harganya tinggi atau rendah," tukasnya.

Wee menegaskan akan membahas lebih lanjut urusan ini bersama Dewan Minyak Sawit Malaysia dan regulator industri serta sejumlah pabrik yang bermasalah.

Analisa Refinitiv menunjukkan secara fundamental harga CPO cenderung \'bearish\' alias memiliki tren menurun, dipicu ekspektasi resesi atau perlambatan aktivitas ekonomi.

"Tetapi penurunan harga masih terbatas, mengingat saat ini Ringgit Malaysia cukup lemah. Selain itu, ada diskon besar untuk harga kelapa sawit yang dapat menyaingi minyak kedelai di pasar," tulis Refinitiv.

Diketahui, harga minyak kedelai di Bursa Dalian China naik 1,8%, sementara kontrak CPO-nya tumbuh 2,5%. Adapun harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade tumbuh 0,8%.

Harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak sejenis karena persaingan untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.

(ind)

Topik Menarik