Tren Suku Bunga Naik, Investasi Reksa Dana Masih Menarik

Tren Suku Bunga Naik, Investasi Reksa Dana Masih Menarik

Ekonomi | BuddyKu | Sabtu, 25 Juni 2022 - 18:25
share

JAKARTA- Masalah geopolitik yang berkepanjangan antara Rusia-Ukraina membawa dampak pada kenaikan harga energi dan pangan. Kondisi tadi telah mengerek tingkat inflasi global.

Sebagai upaya pengendalian inflasi, sejumlah negara telah menaikkan suku bunga acuan. Pada awal Mei 2022, Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) sebesar 50 basis poin (bps). Langkah The Fed tampaknya akan diikuti bank-bank sentral dunia, seperti halnya European Central Bank.

Di dalam negeri, Bank Indonesia masih mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate pada level 3,5% lantaran posisi rupiah dan infasi dinilai masih stabil. Namun sejumlah ekonom memperkirakan BI pun bakal segera menaikkan suku bunga acuan, sebab bila tidak dilakukan berpotensi memengaruhi nilai tukar maupun aliran dana asing (capital outflow).

Sentimen kenaikan suku bunga biasanya sangat berkolerasi dengan kinerja instrumen investasi portofolio, termasuk reksa dana. Untuk itu para investor disarankan untuk mencermati perkembangan kenaikan suku bunga sebelum melakukan alokasi investasi.

Head of Advisory & Investment Connoisseur Moduit, Manuel Adhy Purwanto mengatakan aset investasi obligasi lebih sensitif terhadap kenaikan suku bunga. Namun, real yield (selisih imbal hasil terhadap inflasi) obligasi Indonesia saat ini masih jauh lebih menarik daripada negara maju atau berkembang lainnya. Sedangkan untuk instrumen saham akan tergantung dari kinerja perusahaan dalam membukukan pertumbuhan pendapatan atau laba.

"Dalam kondisi suku bunga naik, investor akan cenderung lebih selektif mencari perusahaan berkualitas dengan cashflow yang baik. Reksadana saham yang memiliki strategi investasi ke saham unggulan (blue chip) dapat menjadi pilihan investasi dalam kondisi saat ini," ujar Manuel di Jakarta, Sabtu(25/6/2022).

Koreksi di pasar saham dapat menjadi kesempatan yang tepat bagi investor reksa dana yang berorientasi untuk tujuan jangka panjang. Sementara, khusus investor yang memiliki tujuan investasi jangka pendek dengan profil konservatif, Manueel menyarankan untuk memberikan porsi alokasi investasi lebih besar pada reksa dana pasar uang, karena lebih stabil dan minim fluktuasi.

Lebih lanjut Manuel mengatakan, alokasi investasi tentu akan sangat tergantung dengan tujuan dan profil risiko investor maupun calon investor.

(uka)

Topik Menarik