IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi AS, Peluangnya Tipis Hindari Resesi

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi AS, Peluangnya Tipis Hindari Resesi

Ekonomi | BuddyKu | Sabtu, 25 Juni 2022 - 17:44
share

WASHINGTON, iNews.id - Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS). Itu karena kenaikan suku bunga Federal Reserve yang agresif menurunkan permintaan tetapi memperkirakan negara itu memiliki peluang tipis untuk menghindari resesi.

Dalam penilaian tahunan kebijakan ekonomi AS, IMF memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) AS tumbuh 2,9 persen pada 2022. Angka itu di bawah perkiraan terbaru pada April lalu sebesar 3,7 persen.

Sementara untuk 2023, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS menjadi 1,7 persen dari sebelumnya 2,3 persen. Sedangkan pada 2024, pertumbuhannya diperkirakan hanya mencapai 0,8 persen.

Padahal Oktober 2021 lalu, IMF memperkirakan pertumbuhan AS sebesar 5,2 persen pada tahun ini. Namun sejak itu, varian Covid-19 baru dan gangguan rantai pasokan telah memperlambat pemulihan, sementara harga bahan bakar dan makanan melonjak tajam karena perang Rusia di Ukraina, yang memicu inflasi AS ke level tertinggi dalam 40 tahun.

Kami sadar ada jalan sempit untuk menghindari resesi di AS, kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters , Sabtu (25/6/2022).

Dia mencatat, prospek tersebut memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi.

Ekonomi terus pulih dari pandemi dan guncangan penting menghantam ekonomi dari invasi Rusia ke Ukraina dan dari lockdown di China. Kejutan negatif lebih lanjut pasti akan membuat situasi lebih sulit, ujarnya.

Jika cukup besar, Deputi Direktur Belahan Barat IMF Nigel Chalk mengatakan, kejutan dapat mendorong AS ke dalam resesi, tetapi kemungkinan akan pendek dan dangkal dengan sedikit peningkatan jumlah pengangguran, mirip dengan resesi AS pada 2001 lalu. Menurutnya, penghematan anggaran yang kuat akan membantu mendukung permintaan.

Sementara itu, Georgieva menuturkan, stabilitas harga penting untuk melindungi pendapatan AS dan mempertahankan pertumbuhan, tetapi mungkin ada beberapa rasa sakit bagi konsumen untuk mencapainya.

Dia mengatakan, diskusinya dengan Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan Ketua Fed Jerome Powell adalah mengenai komitmen mereka untuk menurunkan inflasi. Inflasi AS menurut ukuran pilihan Fed berjalan lebih dari tiga kali lipat target 2 persen bank sentral AS.

Georgieva menuturkan, tanggung jawab untuk memulihkan inflasi yang rendah dan stabil berada di tangan The Fed. Adapun IMF memandang keinginan bank sentral AS untuk segera menaikkan suku bunga acuan ke level 3,5-4 persen sebagai kebijakan yang tepat untuk menurunkan inflasi. Tingkat kebijakan Fed saat ini berkisar antara 1,5 hingga 1,75 persen.

Kami percaya jalur kebijakan ini harus menciptakan pengetatan di awal kondisi keuangan yang akan dengan cepat membawa inflasi kembali ke target. Kami juga mendukung keputusan Fed untuk mengurangi neraca, tuturnya.

Sementara kegagalan Kongres untuk meloloskan proposal iklim dan anggaran Biden adalah kesempatan yang terlewatkan. Georgieva mengisyaratkan IMF akan mendukung versi yang diperkecil.

Kami pikir pemerintah harus terus membuat kasus untuk perubahan pajak, anggaran, dan kebijakan imigrasi yang akan membantu menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pasokan dan mendukung orang miskin, katanya.

Georgieva menambahkan, IMF melihat manfaat yang jelas untuk menurunkan tarif impor AS yang dikenakan selama lima tahun terakhir, yang mencakup bea hukuman atas impor China dan tarif global untuk baja, aluminium, mesin cuci, dan panel surya.

Juru bicara Departemen Keuangan AS Michael Kikukawa mengatakan, pernyataan IMF menunjukkan ekonomi AS menghadapi tantangan global dari posisi yang kuat karena kebijakan ekonomi pemerintahan Biden.

Departemen Keuangan juga mengatakan, Yellen, dalam pertemuannya dengan Georgieva menegaskan kembali pentingnya IMF melakukan penilaian yang jujur dan menyeluruh terhadap ekonomi anggota IMF.

Topik Menarik