Digitalisasi Pertanian Perkuat Ketahanan Pangan

Digitalisasi Pertanian Perkuat Ketahanan Pangan

Ekonomi | koran-jakarta.com | Kamis, 9 Juni 2022 - 09:51
share

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan solusi penguatan ketahanan pangan ialah melalui digitalitasi sektor pertanian. Hal itu disampaikan dalam sidang Agriculture and Food Security Information System (AFSIS) dengan Indonesia sebagai tuan rumahnya.

Sekretaris Jenderal Kementan, Kasdi Subagyono memperingatkan perubahan iklim dan ketegangan politik di wilayah Laut Hitam perlu mendapat perhatian lebih besar. Sebab, kedua permasalahan tersebut dapat berdampak terhadap sektor pertanian.

"Dalam situasi seperti itu, AFSIS dapat berperan penting dalam menyediakan data dan informasi untuk membantu pembuat kebijakan guna membuat keputusan sebaik mungkin," ucap Kasdi saat membuka pertemuan AFSIS ke 20 tersebut yang dihelat di Jakarta, Rabu (8/6).

AFSIS merupakan kerja sama regional 10 negara di ASEAN +3 (Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan) dengan tujuan memperkuat ketahanan pangan di wilayah ASEAN melalui pengumpulan, analisis serta penyajian data dan informasi ketahanan pangan. Pertemuan Focal Point AFSIS ke-20 ini dilaksanakan secara hybrid selama 2 hari dari tanggal 8 hingga 9 Juni 2022.

Ketua Delegasi Indonesia, Anna Astrid, selaku tuan rumah mengungkapkan teknologi informasi dan komunikasi perlu diterapkan dalam pembangunan pertanian di Indonesia, baik pada kegiatan on-farm maupun off-farm.

"Untuk menopang pilar ketersediaan pangan, Indonesia menyusun Program Food Estate yang difokuskan untuk pengembangan smart farming. Kemudian, saat ini Indonesia telah mengembangkan penggunaan Internet of Thing (IoT) pada kegiatan on-farm," papar Anna.

Sistem Aplikasi

Dalam monitoring kondisi pertanaman, lanjut Anna, Kementan mengembangkan sistem aplikasi menggunakan teknologi remote sensing. Untuk menyokong pilar aksesibilitas pangan, Kementan bekerjasama dengan e-commerce dan transportasi online dalam memperlancar pemasaran dan distribusi komoditas pertanian, sekaligus mengatasi permasalahan yang mencuat sejak adanya Pandemi Covid-19 tahun 2020.

Digitalisasi pertanian juga dilaksanakan guna memperkuat peran penyuluh dalam melakukan pembinaan kepada petani, sekaligus mengenalkan teknologi TIK pada kegiatan budidaya dan pemasaran hasil kepada petani. "Kementan membangun aplikasi yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas produk pangan demi mendukung pilar utilisasi pada program ketahanan pangan," terangnya.

Guna mendukung pilar stabilisasi, Kementan membangun sistem monitoring stok pangan, dimana input dan pelaporan data dilakukan secara online. "Semua program tersebut selaras dengan slogan Kementan saat ini yakni menuju pertanian yang maju, mandiri dan modern," imbuh Anna.

Topik Menarik