Pemerintah Promosikan Wisata Bahari Alor lewat Festival Dugong

Pemerintah Promosikan Wisata Bahari Alor lewat Festival Dugong

Ekonomi | koran-jakarta.com | Minggu, 22 Mei 2022 - 16:44
share

JAKARTA - Sebagai salah satu langkah pemerintah untuk kembali memulihkan ekonomi masyarakat melalui sektor pariwisata terutama pasca pandemi Covid-19, pemerintah kembali menggelar Festival Dugong pada 2022. Festival berlangsung selama dua hari (18-19 Mei) di Pantai Mali, Kec. Kabola, Kabupaten Alor, NTT.

Hal ini disampaikan langsung oleh Raden Kurleni Ukar, Staf Ahli Bidang Reformasi dan Regulasi Kemenparekraf yang hadir mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dia juga menyampaikan selain sebagai sarana pemulihan ekonomi, penyelenggaraan event ini juga merupakan bukti kolaborasi dan komitmen pemerintah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Kami mengapresiasi Pemda Alor dan Pemprov NTT dalam menyiapkan event seperti Festival Dugong ini. Ini adalah bukti bahwa kita punya komitmen untuk membangkitkan perekonomian setelah terpuruk karena pandemi," katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (22/5).

Kurleni dalam sambutannya juga menambahkan bahwa masuknya Festival Dugong dalam Kalender Event Nasional merupakan bukti bahwa Alor menempati posisi yang istimewa di bidang pariwisata Indonesia.

Alor memiliki berbagai atraksi wisata minat khusus, religi, budaya, seni, dan bahari yang dapat dipromosikan melalui event-event seperti Festival Dugong ini.

Sedangkan Bupati Kabupaten Alor, Amon Djobo menjelaskan bahwa mengusung tema "Dugong Lestari, Alam Lestari untuk Pariwisata Berkelanjutan", Pemda Alor dan Pemprov NTT berharap agar event ini dapat sekaligus menjadi sarana untuk melestarikan kekayaan alam Alor pada khususnya dan NTT pada umumnya.

"Alor dianugerahi dan diberkati beberapa potensi pariwisata, seperti budaya, seni, religi, dan alam. Ini adalah berkat untuk masyarakat di sini. Sejak tahun 2019, setiap tahun diadakan Festival Dugong dan ini merupakan salah satu cara untuk memberi pesan bahwa Dugong, Kawan masyarakat Alor yang harus dilestarikan sehingga sampai anak cucu kita, tetap bisa melihat Dugong Alor itu seperti apa, dan ini kiranya sesuai dengan prinsip Sustainable Tourism," katanya.

Dia juga menambahkan dari sisi wisata, budaya harus tetap dipelihara dan dijaga begitu pula dengan kekayaan alam dan bahari, dirawat seirama dengan hidup manusia.

Hadir pada kesempatan tersebut, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina. Sebagai salah satu Kabupaten Koordinatif BPOLBF, Alor memiliki begitu banyak potensi wisata dan sangat kental dengan nuansa kearifan lokal dan prinsip keberlanjutan.

"Keberadaan Dugong di Alor adalah bukti bahwa alam (perairan) Alor masih terjaga dengan baik, mengingat Dugong biasanya hidup di perairan yang memiliki padang lamun (ekosistem khas di laut dangkal). Adanya festival seperti ini juga semakin memperkuat komitmen kita untuk menjaga alam sehingga di tahun-tahun yang akan datang kita masih bisa melihat Dugong Alor," jelasnya.

Shana juga menambahkan bahwa, Festival yang dibarengi dengan pameran UMKM selama dua hari berturut-turut ini akan memberi dampak langsung kepada masyarakat sekitar dan menjadi ajang promosi sehingga wisatawan yang melihat festival ini melalui media sosial akan penasaran dengan Dugong serta berbagai kerajinan seperti tenun Alor dan Souvenir Khas lainnnya sehingga mereka bisa langsung datang ke Alor dan menikmati berbagai pengalaman menarik dan seru secara langsung.

Festival yang dibuka dengan Upacara Cinta Laut ini juga akan diikuti dengan tambahan acara lain seperti wisata pengamatan Dugong, parade perahu Gala Soro, Island Explore, penanaman anakan bakau, lomba dayung Perahu Kano, lomba tarik tambang perahu, lomba cerita pariwisata, dan pameran ekonomi kreatif dan UMKM.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Zet Sony Libing mengatakan bahwa event merupakan ajang untuk melestarikan sekaligus memperkenalkan berbagai potensi wisata.

"Covid membuat banyak hal terjadi, kunjungan wisatawan hampir mencapai titik nol, lama tinggal wisatawan terganggu, pertumbuhan ekonomi dan ekraf juga turut terganggu. Namun, hari ini secara gradual pertumbuhan wisata kita semakin naik. Perkembangan ekonomi sudah mulai bertumbuh dan kita bersyukur, masa sulit itu bisa dilewati," ujarnya.

"Salah satu yang kita lakukan adalah melakukan berbagai event di 22 Kabupaten/Kota. Saat ini saja ada dua Festival yang sedang berlangsung di NTT yaitu Festival Dugong di Alor dan Festival Bale Nagi di Larantuka. Event-event ini bukan saja untuk mengenalkan kekayaan kuliner, budaya, kriya, tetapi juga untuk meningkatkan perekonomian. Setiap event harus memberikan pendapatan dan mengoptimalkan ekonomi kepada masyarakat," lanjutnya.

Topik Menarik