Antisipasi Penyebaran Hepatitis Akut, DPR Minta Pemerintah Prioritaskan Deteksi Dini

Antisipasi Penyebaran Hepatitis Akut, DPR Minta Pemerintah Prioritaskan Deteksi Dini

Ekonomi | BuddyKu | Sabtu, 21 Mei 2022 - 02:37
share

JAKARTA, iNews.id - Komisi IX DPR meminta pemerintah mengantisipasi penyebaran penyakit hepatitis akut. Pemerintah juga diingatkan agar memprioritaskan upaya deteksi dini agar penyakit ini tidak mewabah.

Kami berharap pemerintah lebih mengoptimalkan upaya antisipasi penyebaran hepatitis akut mengingat sudah cukup banyak kasus ditemukan di Tanah Air, kata Anggota Komisi IX DPR, Rahmad Handoyo, Jumat (20/4/2022).

Hingga 17 Mei 2022, dilaporkan dugaan kasus hepatitis akut pada anak di Indonesia sudah mencapai 14 kasus yang tersebar di beberapa daerah. Rinciannya 1 kasus berstatus probable atau diduga kuat terinfeksi dan 13 kasus pending classification (gejala sama tapi belum ada hasil pemeriksaan).

Rahmad mengatakan, belajar dari kondisi awal Pandemi Covid-19, pemerintah didorong untuk lebih sigap lagi dalam melakukan sosialisasi dan edukasi terkait situasi yang terjadi terkait penyakit hepatitis akut.

Bagaimana gejala dan antisipasi penyakit ini. Pemerintah harus lebih gencar membumikan segala informasi kepada masyarakat, khususnya para orang tua, ujar Rahmad.

Legislator dari Dapil Jawa Tengah V tersebut pun meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan pemerintah daerah proaktif dalam melakukan riset terkait penyakit hepatitis akut. Apalagi, kata Rahmad, sejumlah kasus yang diduga hepatitis akut telah ditemukan di beberapa daerah.

Penelitian kesehatan dapat dilakukan pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan dan BRIN dengan menggandeng seluruh rumah sakit maupun kalangan kampus agar penyebaran hepatitis akut tidak meluas, katanya.

Menurut Rahmad, ketidakpastian penyebab hepatitis akut tentu mengkhawatirkan para orang tua. Terutama, saat ini pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah sudah mulai berjalan.

Oleh karenanya, kami mengimbau pemerintah untuk terus memantau dengan ketat pelaksanaan PTM dengan menerapkan protokol kesehatan. Jangan sampai keselamatan dan masa depan anak bangsa direnggut Hepatitis Akut karena kelalaian dalam melakukan antisipasi penyebaran penyakit ini, tuturnya.

Komisi IX yang membidangi urusan kesehatan akan menggelar rapat kerja (raker) bersama Kemenkes pada Senin (23/5/2022) untuk membahas permasalahan Hepatitis Akut.

Rahmad pun membeberkan sejumlah langkah yang bisa diambil untuk mempersiapkan diri.

Faskes tingkat pertama harus meningkatkan kapasitas tes. Karena kalau deteksi dini di fasilitas kesehatan tingkat pertama tidak berjalan, maka pasien hepatitis akut yang ditemukan sudah berada dalam kategori kasus berat, ucap Rahmad.

Tak hanya itu, kurangnya deteksi dini terhadap kasus hepatitis akut dinilai akan membuat pasien baru penyakit ini baru tertangani dengan semestinya di saat kondisinya sudah memburuk. Rahmad menilai, keterlambatan penanganan pada pasien akan menjadi kendala dalam penanggulanan penyebaran hepatitis akut di Indonesia.

Dengan deteksi dini yang mumpuni, kita juga akan memutus rantai penyebaran kasus hepatitis akut. Anak-anak yang menderita penyakit itu pun cepat tertangani dan tidak terlambat mendapat pertolongan, ucapnya.

Sementara itu kepada masyarakat, Rahmad mengimbau agar lebih waspada. Khususnya kepada orang tua supaya lebih memperhatikan gejala pada anak yang sedang sakit.

Karena di tahap awal, gejala yang ditunjukan hepatitis akut sama seperti penyakit-penyakit pada umumnya yaitu sakit perut, mual, muntah, dan diare, baru kemudian anak mulai menunjukkan penyakit kuning, tutur Rahmad.

Orang tua diminta segera membawa anak ke fasilitas kesehatan apabila selama beberapa hari, kondisi anak yang sakit tak kunjung membaik. Rahmad juga mengimbau seluruh masyarakat untuk terus menerapkan gaya hidup sehat.

Jangan tunggu sampai kondisi anak memburuk yang ditandai dengan pekatnya air urine dan ada lendir putih di fesesnya. Lebih baik mengantisipasi sebelum terlambat, tuturnya.

Topik Menarik