Prediksi IHSG Besok, Masih Loyo atau Bakal Bangkit?

Prediksi IHSG Besok, Masih Loyo atau Bakal Bangkit?

Ekonomi | sindonews | Senin, 16 Mei 2022 - 10:10
share

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan terakhir usai libur Lebaran mengalami penurunan cukup signifikan.

Pada perdagangan besok, Selasa (17/5/2022), indeks acuan diroyeksikan bergerak mixed dengan tren penurunan lanjutan atau bearish.

Founder WH Project William Hartanto mengatakan, secara teknikal indeks acuan belum mampu menembus MA5 dalam indikator Moving Average, sehingga belum terlihat konfirmasi untuk reversal.

"IHSG berpotensi bergerak mixed cenderung melemah pada area 6.485 6.747. Resistance 6.747 ditentukan menggunakan indikator MA5," kata William dalam risetnya, dikutip Senin (16/5/2022).

Menurut dia, koreksi yang terjadi dalam lima hari terakhir secara beruntun mengindikasikan IHSG mengalami kejenuhan jual atau oversold.

Penulis buku \'Bandarmology vs Teknikal\' itu mencermati jika ada potensi teknis bagi indeks untuk rebound dalam jangka pendek.

"Terbentuk pola doji yang memberikan harapan untuk rebound. Kami termasuk yang setuju bahwa jika kondisi IHSG sudah jenuh jual, maka sewajarnya ada rebound teknis yang memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka pendek," bebernya.

Pada perdagangan sesi terakhir, Jumat (13/5), IHSG turun 0,03% di level 6.597,99. Transaksi mencapai Rp18,70 triliun dari 22,65 miliar saham yang diperdagangkan.

Adapun sejumlah saham yang direkomendasikan secara teknikal di antaranya PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CSRY), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA).

Selain itu, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

Selama sepekan, IHSG anjlok sebesar 8,73% dan mendekati level terendahnya dalam enam bulan terakhir, meski sepanjang tahun 2022 atau secara year-to-date, Indeks masih menguat 0,25%.

Sementara itu dalam sepekan, fase distribusi terlihat dalam aktivitas investor asing yang melakukan net-sell sebesar Rp9,11 triliun, terdiri dari Rp8,41 triliun di pasar reguler, dan Rp697,42 miliar di pasar negosiasi.

Topik Menarik