Ada Wabah Penyakit Mulut dan Kuku, Harga Daging Sapi di Pasar Masih Tinggi

Ada Wabah Penyakit Mulut dan Kuku, Harga Daging Sapi di Pasar Masih Tinggi

Ekonomi | inewsid | Sabtu, 14 Mei 2022 - 13:50
share

JAKARTA, iNews.id - Harga daging sapi di pasar tradisional terpantau masih tinggi sejak bulan puasa dan lebaran 2022, meskipun ada wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak sapi di sejumlah daerah.

Dari pantauan MNC Portal Indonesia di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu (14/5/2022), harga daging sapi dibaderol di kisaran harga Rp140.000 hingga Rp150.000per kg, seperti harga saat momen lebaran.

Muhidin, salah satu pedagang sapi di Pasar Kebayoran Lama, mengatakan harga sapi yang ia jual di kiosnya masih sama seperti harga setelah lebaran, alias tidak mengalami perubahan meski ada wabah PMK.

"Kalau harga mah tetap dari yang abis lebaran sampai sekarang pun sama harga daging man, masih mahal, masih Rp140.000 per kilogram," ujar Muhidin, kepada MNC Portal Indonesia, Sabtu (14/5/2022)

Berbeda dengan Muhidin, Suharjo mengatakan harga daging sapi saat ini, justru mengalami sedikit kenaikan, dibandingkan beberapa hari setelah lebaran.

"Harga daging sapi lokal sekarang malah naik lagi, di pasaran sekitar Rp140.000-Rp150.000, sedangkan harga daging sapi impor Rp125.000 per kilogram," ungkap Suharjo.

Dia menjelaskan untuk daging khas dalam ia jual seharga Rp145.000 sampai Rp150.000 per kilogram, sedangkan harga daging belakang seharga Rp140.000 per kilogram.

Terkait wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK), Suharjo mengakui hal itu berimbas pada omzet penjualan daging sapi. "Wah bukan maen itu, sekarang lagi menurun sekali," ujarnya.

Dengan adanya wabah PMK yang saat ini tengah menyerang hewan ternak, Suharjo mengatakan tidak ada sosialisasi dari pemerintah terkait adanya wabah tersebut. "Belum ada (sosialisasi) di Pasar Kebayoran Lama,"

Sementara itu, pembeli bernama Suparso mengatakan tidak takut mengonsumsi daging sapi karena yang terpenting adalah teliti dalam membeli bagian daging sapi, begitu juga untuk proses pemasakannya.

"Takut sih enggak, yang penting waspada, teliti aja bagian dagingnya yang mana, dan bagaimana masaknya," ujar Suparso.

Seperti diketahui, Kementerian Pertanian menjelaskan bahwa PMK adalah salah satu virus pada hewan ternak yang penyebarannya sangat cepat. Bahkan penyebaran virusnya bisa melalui udara maupun tertular melalui kontak langsung.

Meski demikian, virus PMK tidak menular kepada manusia. Konsumsi daging sapi pun bisa tetap dilakukan, asal tidak pada bagian yang terinfeksi virus PMK.

Kasus PMK yang menyerang hewan ternak pertama kali ditemukan di Gresik, Jawa Timur pada 28 April 2022 lalu dan telah meluas di wilayah Jawa Timur.

Kementerian Pertanian per 5 Mei melaporkan, sebanyak 1.296 ekor sapi terjangkit PMK di Kabupaten Sidoarjo, Lamongan, Mojokerto, serta Gresik.

Topik Menarik