Disaksikan Luhut dan Bahlil, Chevron dan Pertamina Kerja Sama Bisnis Rendah Karbon

Disaksikan Luhut dan Bahlil, Chevron dan Pertamina Kerja Sama Bisnis Rendah Karbon

Ekonomi | BuddyKu | Jum'at, 13 Mei 2022 - 17:59
share

IDXChannel - Chevron Corporation melalui anak perusahaannya, Chevron New Ventures Pte. Ltd. (Chevron), dan PT Pertamina (Persero) menjalin kerja sama untuk menjajaki potensi peluang bisnis rendah karbon di Indonesia.

Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) di Washington, DC yang dihadiri oleh Jay Pryor, Executive Vice President Business Development Chevron, Ibu Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Bapak Luhut B. Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), serta Bapak Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala BKPM.

Kami sangat antusias dalam membangun sejarah Chevron hingga hampir 100 tahun di Indonesia. MoU ini menunjukkan komitmen Chevron dan Pertamina untuk terus mengidentifikasi peluang rendah karbon melalui kolaborasi dan kemitraan antara Chevron, perusahaan energi nasional, dan pemerintah, yang masing-masing memiliki kepentingan bersama dalam mendorong transisi energi nasional, ungkap Jeff Gustavson, Presiden Chevron New Energies

Kerja sama antara Chevron dan Pertamina ini merupakan bagian dari upaya kedua perusahaan untuk mendukung target net zero emission Pemerintah Indonesia pada tahun 2060.

Kemitraan ini merupakan langkah strategis bagi Pertamina dan Chevron untuk saling melengkapi kekuatan masing-masing, serta mengembangkan proyek dan solusi energi rendah karbon untuk mendorong kemandirian dan ketahanan energi dalam negeri, ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.

Nicke menambahkan, Pertamina juga melakukan diversifikasi pengembangan geothermal, antara lain yang saat ini tengah berjalan sebagai pilot project adalah green hydrogen yang dikembangkan di Area Ulubelu dengan target produksi 100 kg per hari dan brines to power yang dikembangkan di Area Lahendong serta memiliki potensi kapasitas 200 MW dari beberapa area kerja lainnya.

Disisi lain, Menko Marves Luhut B. Pandjaitan menyampaikan pemerintah menyadari pentingnya pendekatan yang bersifat kolaboratif untuk mencapai tujuan rendah karbon.

Tentunya, upaya untuk meningkatkan proyek energi rendah karbon tidak bisa dilakukan sendiri. Kami harap perusahaan minyak dan gas kelas dunia, seperti Pertamina dan Chevron, dapat bermitra untuk memangkas emisi karbon dan mendorong transisi energi sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Pemerintah Indonesia, pungkasnya. (TYO)

Topik Menarik