Disaksikan Luhut, Chevron dan Pertamina Jalin Kerja Sama Bisnis Rendah Karbon

Disaksikan Luhut, Chevron dan Pertamina Jalin Kerja Sama Bisnis Rendah Karbon

Ekonomi | BuddyKu | Jum'at, 13 Mei 2022 - 14:19
share

IDXChannel - Chevron Corporation (NYSE: CVX) melalui anak perusahaannya, Chevron New Ventures Pte. Ltd. (Chevron) dan PT Pertamina (Persero) menjalin kerjasama untuk menggali potensi peluang bisnis rendah karbon.

Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) di Washington DC yang dihadiri oleh Jay Pryor, Executive Vice President Business Development Chevron, Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Luhut B. Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) serta Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala BKPM.

"MoU ini menunjukkan komitmen Chevron dan Pertamina untuk terus mengidentifikasi peluang rendah karbon melalui kolaborasi dan kemitraan antara Chevron, perusahaan energi nasional, dan pemerintah, yang masing-masing memiliki kepentingan bersama dalam mendorong transisi energi nasional, ungkap Jeff Gustavson, Presiden Chevron New Energies, Kamis (12/5/2022).

Chevron dan Pertamina berencana untuk mempertimbangkan teknologi panas bumi baru (novel geothermal), penyeimbangan karbon (carbon offsets) melalui solusi berbasis alam, penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (carbon capture, utilization, dan storage) (CCUS), serta pengembangan, produksi, penyimpanan, dan transportasi hidrogen dengan rendah karbon (lower carbon hydrogen).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, kerjasama ini merupakan langkah strategis untuk Pertamina dan Chevron dalam pengembangan dan solusi energi rndah karbon.

"Kemitraan ini merupakan langkah strategis bagi Pertamina dan Chevron untuk saling melengkapi kekuatan masing-masing, serta mengembangkan proyek dan solusi energi rendah karbon untuk mendorong kemandirian dan ketahanan energi dalam negeri, ujarnya.

Nicke menambahkan tengah bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan penerapan Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization, and Storage (CCUS) sebagai salah satu strategi perseroan mengurangi emisi karbon di dua lapangan migas yakni Gundih dan Sukowati. Pertamina juga sedang mengkaji komersialisasi penerapan teknologi CCUS di wilayah Sumatera.

Menko Marves, Luhut B.Pandjaitan menyampaikan pemerintah menyadari pentingnya pendekatan yang bersifat kolaboratif untuk mencapai tujuan rendah karbon.

Tentunya, upaya untuk meningkatkan proyek energi rendah karbon tidak bisa dilakukan sendiri. Kami harap perusahaan minyak dan gas kelas dunia, seperti Pertamina dan Chevron, dapat bermitra untuk memangkas emisi karbon dan mendorong transisi energi sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Pemerintah Indonesia, tutup Menko Luhut.

Perlu diketahui, Indonesia sebagai negara kedua terbesar yang memiliki kapasitas terpasang panas bumi telah mengembangkan geothermal sejak tahun 1974. Saat ini, melalui Subholding Power & NRE, Pertamina memiliki total kapasitas terpasang Geothermal mencapai 1.877 MW yang berasal dari 13 area kerja Geothermal, di mana 672 MW berasal dari area kerja yang dioperasikan sendiri dan 1.205 merupakan kontrak operasi bersama (joint operation contract/JOC).

Area kerja yang dioperasikan sendiri dengan total kapasitas 672 MW tersebut mencakup Area Sibayak 12 MW, Area Lumut Balai 55 MW, Area Ulubelu 220 MW, Area Kamojang 235 MW, Area Karaha 30 MW, dan Area Lahendong 120 MW. ( RAMA )

Topik Menarik