Turunkan Emisi Rumah Kaca, Indonesia-Jepang Kerjasama Produksi Gas Bersih

Turunkan Emisi Rumah Kaca, Indonesia-Jepang Kerjasama Produksi Gas Bersih

Ekonomi | wartaekonomi | Jum'at, 13 Mei 2022 - 14:27
share

Pemerintah Indonesia melalui PT Pertamina (Persero) menyepakati kerja sama proyek gas bersih biometana bersama tiga perusahaan gas Jepang yakni Osaka Gas Co., Ltd. (Osaka Gas), JGC Holdings Corporation (JGC), dan Inpex Corporation (INPEX).

Kerja sama ini menyepakati untuk melakukan studi kelayakan produksi biometana dari limbah pabrik kelapa sawit (POME) sebagai gas alam bersih dan potensinya menjadi gas alam cair (LNG) di Indonesia.

Proyek ini merupakan bagian dari perwujudan Asia Energy Transition Initiative2 (AETI) yang diluncurkan Pemerintah Jepang pada 2021 lalu. Tujuannya mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sekaligus mendukung pencapaian net-zero emission di kawasan Asia melalui transisi menuju energi bersih.

Indonesia merupakan produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar di dunia yang menyerap tiga juta tenaga kerja dan menghasilkan 4,5% dari PDB. Limbah pabrik kelapa sawit mengandung bahan organik yang menghasilkan emisi metana yang signifikan.

Metana memiliki dampak pemanasan global 25 kali lebih besar dibandingkan dengan CO2. Proyek ini dimaksudkan sebagai usaha mengurangi emisi gas rumah kaca dari limbah sawit dengan mengubahnya menjadi biofuel sehingga akan berkontribusi pada pasokan energi bersih secara berkelanjutan.

Pjs Vice President Corporate Communication Pertamina Heppy Wulansari mengatakan melalui kerja sama ini, Pertamina dan mitra akan bersama-sama melakukan studi kelayakan proyek, termasuk kerja sama dalam penelitian dan pengembangan teknologi serta solusi yang berkaitan dengan produksi bio-metana dari sumber POME yang berlokasi di Sumatera dan Kalimantan.

Nantinya, produksi bio-metana akan disalurkan melalui jaringan gas yang dimiliki Pertamina sehingga bisa memenuhi permintaan gas alam yang terus meningkat dan sekaligus berkontribusi pada pengurangan emisi.

Kerja sama ini juga akan mengkaji peluang memanfaatkan mekanisme kredit karbon dan skema sertifikasi bio-metana untuk mengamankan netralitas karbon.

Selain itu, kerja sama ini juga akan mengkaji peluang pemasaran biometana atau bio LNG dan bahan bakar bunker, termasuk ekspor bio LNG ke Jepang dan juga negara lain,Kata Heppy.

Ia menambahkan bahwa Pertamina memposisikan kerja sama ini sebagai kelanjutan dari beberapa proyek pengembangan energi hijau yang telah dikembangkan perseroan selama ini. Kerja sama ini juga bagian dari upaya mendukung upaya pemerintah mengurangi emisi GRK sebesar 30% sebelum tahun 2030.

Selain mengembangkan Energi Baru dan Terbarukan (EBT), kerja sama ini akan membantu mengatasi tantangan lingkungan terutama dengan mengubah limbah kelapa sawit menjadi energi ramah lingkungan, ujar Heppy.

Topik Menarik