Analisis Pakar: Perkebunan Sawit Hemat Deforestasi, Polusi, Hingga Emisi

Analisis Pakar: Perkebunan Sawit Hemat Deforestasi, Polusi, Hingga Emisi

Ekonomi | wartaekonomi | Rabu, 11 Mei 2022 - 10:13
share

Di dunia, terdapat 17 jenis komoditas minyak nabati yang dikonsumsi masyarakat. Di antara top 4 minyak nabati utama dunia, produktivitas minyak sawit merupakan yang tertinggi dengan mencapai 4,3 ton per hektar.

Sementara produktivitas minyak rapeseed, minyak biji bunga matahari, dan minyak kedelai jauh di bawah minyak sawit dengan tingkat produktivitas berturut-turut hanya sebesar 0,7 ton per hektar; 0,52 ton per hektar; dan 0,45 ton per hektar.

Hal ini berimplikasi terhadap penggunaan lahan untuk menghasilkan satu ton minyak sawit yang relatif lebih sedikit dibandingkan ketiga minyak nabati lainnya. Tidak hanya itu, data PASPI juga menemukan bahwa ekspansi lahan perkebunan sawit paling rendah dibandingkan ketiga minyak nabati lainnya.

"Hal ini menunjukkan bahwa deforestasi yang disebabkan akibat ekspansi lahan perkebunan sawit juga paling rendah dibandingkan deforestasi yang dihasilkan akibat ekspansi lahan perkebunan kedelai, rapeseed, dan bunga matahari," catat laman Palm Oil Indonesia.

Tidak hanya itu, perbedaan tingkat produktivitas dan teknologi produksi untuk menghasilkan tiga minyak nabati utama dunia yakni minyak sawit, minyak kedelai, dan minyak rapeseed, juga berimplikasi pada perbedaan jumlah residu pupuk dan pestisida yang dihasilkan oleh ketiga minyak nabati tersebut.

Dari data PASPI diketahui, konsentrasi residu pupuk dan pestisida untuk setiap ton minyak yang dihasilkan menunjukkan bahwa minyak sawit ialah minyak nabati paling rendah dalam menghasilkan residu dari penggunaan pupuk dan pestisida dibandingkan minyak rapeseed dan minyak kedelai. Hal ini juga berarti bahwa polusi air/tanah yang dihasilkan dalam produksi minyak sawit juga lebih rendah dibandingkan minyak rapeseed dan minyak kedelai.

Topik Menarik