Pendapatan XL Axiata di Kuartal 1 2022 Tembus Rp6,75 Triliun

Pendapatan XL Axiata di Kuartal 1 2022 Tembus Rp6,75 Triliun

Ekonomi | bantennews.co.id | Rabu, 11 Mei 2022 - 01:10
share

SERANG Performa keuangan PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) berhasil terus tumbuh di kuartal pertama tahun 2022 meskipun menghadapi kompetisi ketat serta kondisi ekonomi nasional yang belum pulih sepenuhnya sebagai dampak pandemi Covid-19. Perseroan berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 8% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY), dengan kontribusi layanan data yang semakin solid.

Pada periode ini, perseroan juga berhasil meraih laba bersih sebesar Rp139 miliar. Pencapaian tersebut antara lain sebagai hasil dari upayameningkatkanpengalaman pelanggan (customer experience)dan digitalisasiyang didukung oleh peningkatan kualitas jaringan secara berkelanjutan.

Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, mengatakan peningkatancustomer experiencekini menjadi salah satu fokus utama perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

Strategi ini kami pandang sebagai cara terbaik untuk menghadapi kompetisi bisnis yang terus berlangsung ketat, daripada merespon persaingan tarif layanan. Hasilnya kini bisa dirasakan, di mana di kuartal pertama setiap tahun yang selalu berat, pendapatan XL Axiata tetap terus tumbuh secara YoY, dengan kontribusi pendapatan layanan data kini mencapai 96%. Artinya, secara rata-rata pelanggan semakin mendapatkan kenyamanan atas layanan yang kami berikan, ujarnya, Selasa (10/5/2022).

Hingga akhir Maret 2022, total jumlah BTS 2G dan 4G XL Axiata mencapai lebih dari 133 ribu unit dari sebelumnya 94 ribu di akhir Maret 2021, dengan BTS 4G meningkat menjadi lebih dari 83 ribu. Area yang terlayani jaringan 4G juga bertambah menjadi sebanyak 460 kota/kabupaten. Dan selaras dengan program pemerintah untuk melakukan penutupan BTS 3G, maka perseroan juga berhasil melakukan penutupan BTS 3G lebih cepat dibandingkan operator lainnya, dimana di akhir Maret 2021 jumlah BTS 3G sebanyak 52 ribu hanya tersisa sebanyak 4.566 BTS di Maret 2022 ini dan diharapkan bisa dituntaskan semuanya di kuartal kedua 2022.

Terus meningkatnya kekuatan jaringan XL Axiata tersebut searah dengan tingkat penggunaan layanan data yang lebih tinggi oleh pelanggan.Selama periode3bulanpertamadi 2022, trafik data XL Axiata meningkat pesat hingganaik 34% YoY dari 1.391 Petabyte menjadi 1.857Petabyte.Hal ini jugaselaras denganmeningkatnya pengalaman pelanggan yang lebih baik, karena adanya peningkatanUser Throughputdan perbaikanLatencyselama kuartal pertama tahun ini.

Akses internet yang lebih cepat berdampak positif pada pemakaian aplikasi digital, termasuk aplikasi milik perusahaan, yaitumyXLdanAxisnet. Pada kedua aplikasi yang antara lain menawarkan berbagai paket layanan dan juga saranacustomer servicekepada pelanggan tersebut, masing-masing mengalami peningkatan pengguna aktif bulanan sejak awal pandemi. Dengan demikian, peningkatan investasi yang telahXL Axiata implementasikantelah terbukti sangat mendukungpeningkatan performabisnis, terutama pada sisi efisiensi biaya serta peluang untuk meningkatkan penjualan produk.

Searahdengan visiperseroanuntuk menjadi the no 1 Converged Operator in Indonesia,XL Axiataterus berupayakerasmengenalkan layanan konvergensikepada masyarakat Indonesia,sekaligus meningkatkan manfaatnya. Hasilnya, penetrasi layanan konvergensi ini telah mencapai19%, yang berarti menunjukkan kuatnya permintaan atas produk ini. Akuisisi Linknet yang baru saja dilakukan akan sangat mendukung pengembangan produk konvergensi ini di masa mendatang.

Di periode kuartal pertama 2022 ini, pendapatan layanan data tercatat sebesar Rp5,91 triliun, naik 10% YoY. Sementara itu EBITDA kuartal pertama 2022 meningkat sebesar 2% (YoY) menjadi Rp3,17 triliun, dengan margin 47%.

Di sepanjang triwulan pertama 2022 ini, beban biaya operasional meningkat 14% (YoY) menjadi Rp3,57 triliun dari Rp3,13 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Meningkatnya biaya operasional ini dipengaruhi dari meningkatnya beban Biaya Regulasi serta Biaya Penjualan dan Pemasaran.

Perseroan juga berhasil meningkatkan ARPU blended menjadi Rp36 ribu dari Rp35 ribu di periode yang sama tahun sebelumnya, dengan jumlah pelanggan meningkat menjadi sebanyak 57 juta dan tingkat penetrasi smartphone meningkat sebesar 3% YoY menjadi 93%. Hal ini menunjukkan kemampuan perseroan menjaga perkembangan pelanggan yang sehat.

Dari sisi neraca, XL Axiata tetap mampu menjaga posisi neraca dalam posisi sehat dan terkendali, meskipun jumlah utang meningkat di kuartal pertama 2022 secara YoY. Tercatat, utang kotor meningkat 12% YoY dan utang bersih meningkat 16% YoY. Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan meningkat sebesar 59%, ke angka Rp1,94 triliun.

Untuk rasio utang bersih terhadap EBITDA juga masih baik mencapai 2,7x. Perusahaan tidak memiliki utang berdenominasi USD. Sebesar 81% dari pinjaman yang ada saat ini berbunga mengambang (floating) dan pembayarannya masih dapat dikelola hingga dua tahun ke depan.

Untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, capitalized capex menurun 35% YoY menjadi Rp1,23 triliun. Penurunan ini disebabkan karena faktor jadwal pelaksanaan pembelanjaan modal meskipun jumlah belanja modal secara tahunan masih akan tetap sama. Rencananya di tahun 2022 ini XL Axiata juga akan mengalokasikan belanja modal dengan nilai relatif sama dengan tahun lalu sekitar Rp 9 triliiun.

Peluang Bisnis 2022

Ada sejumlah peluang positif di Industri Telekomunikasi Indonesia di tahun 2022 yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan untuk dapat meningkatkan performa ke depan. Peluang-peluang tersebut yakni pertama, pemulihan ekonomi diprediksi akan bisa terlaksana seiring dengan diprediksi akan meredanya Covid-19 pada tahun 2022, yang berarti pertumbuhan ekonomi siap untuk pulih lagi. Kedua, cara kerja digital, termasuk di lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari masyarakat, akan menciptakan permintaan jangka panjang struktural untuk data.

Selanjutnya, adalah potensi peningkatan permintaan untuk layanan fixed broadband (FTTH) karena tuntutan bekerja dari rumah dan kerja secara hibrida. Kemudian juga terkait keberadaan Omnibus Law, di mana regulasi ini membawa peluang positif jangka panjang bagi industri melalui efisiensi capex dan opex untuk 5G serta manfaat lainnya.

Kami melihat peluang pengembanganLayanan Konvergensiyang sangat luas di masa mendatang. Di satu sisi, layanan ini akan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan untuk produk yang bisa menghadirkan akses internet cepat dan stabil, bisa digunakan satu keluarga, serta memberikan banyakkemudahan danmanfaat tambahan, seperti akses ke layanan hiburan. Di sisi lain, secara bisnis, layanan konvergensi juga akan meminimalkan tingkatchurnserta meningkatkan loyalitas pelanggan. Dengan akuisisi Linknet, hal iniakan sangat mendukung pengembangan bisniskonvergensike depannya, imbuhnya.

( Red )

Topik Menarik