Resmi Ekspansi di Vietnam, Grup Modalku Akan Atasi Kesenjangan Finansial UMKM

Resmi Ekspansi di Vietnam, Grup Modalku Akan Atasi Kesenjangan Finansial UMKM

Ekonomi | wartaekonomi | Selasa, 10 Mei 2022 - 16:08
share

Grup Modalku, sebagai platform pendanaan digital Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Asia Tenggara telah resmi diluncurkan di Vietnam hari ini, Selasa (10/5/2022) menandai ekspansi pasar kelima dari Grup Modalku.

Melansir dari siaran resminya, sebagai upaya untuk mengatasi kesenjangan finansial terhadap UMKM di Vietnam yang berpotensi untuk berkembang namun belum mendapatkan akses ke pendanaan, hal ini menjadi langkah bagi perusahaan fintech untuk memberikan layanan yang lebih optimal di Asia Tenggara.

Menurut Kementerian Perencanaan dan Investasi Vietnam, 98% bisnis yang beroperasi di Vietnam pada tahun 2020 adalah UMKM. Sektor ini telah memberikan lapangan pekerjaan terhadap lebih dari 5,6 juta orang dan menyumbang lebih dari USD241 miliar atau 40% dari produk domestik bruto (PDB) Vietnam.

Meskipun demikian, kesenjangan antara jumlah UMKM terdaftar dengan jumlah bisnis yang beroperasi terus meningkat setiap tahunnya. Hanya 54% UMKM terdaftar yang aktif pada tahun 2019. Akses ke pendanaan tetap menjadi salah satu hambatan terbesar bagi pertumbuhan UMKM Vietnam dan hal ini juga diperburuk oleh pandemi COVID-19.

Reynold Wijaya, Co-Founder & CEO Modalku, mengatakan, Vietnam selalu menjadi bagian dari rencana ekspansi Modalku. Kondisi pandemi yang sudah mulai menurun merupakan saat yang tepat untuk membangun tim yang solid dengan veteran FinTech lokal, Ryan Galloway, dan mengamankan investasi dari raksasa teknologi VNG.

"Kami percaya bahwa Vietnam akan menjadi salah satu pasar terbesar kami melihat potensinya yang sangat besar," ujarnya.

Awal tahun ini, raksasa teknologi Vietnam VNG Corporation telah menginvestasikan USD22,5 juta di Grup Modalku sebagai bagian dari pendanaan Seri C+ sebesar USD144 juta dan fasilitas dana pinjaman sebesar USD150 juta. Grup Modalku juga telah menerima dukungan dari investor lainnya dalam putaran pendanaan, termasuk SoftBank Vision Fund 2, Rapyd Ventures, EDBI, Indies Capital, Ascend Vietnam Ventures, dan K3 Ventures.

Ryan Galloway, Country Director Funding Societies Vietnam, mengatakan, UMKM Vietnam tidak memiliki akses yang setara ke badan usaha permodalan ( venture capital ) seperti di kawasan Asia Tenggara lainnya. Namun Vietnam memiliki pangsa pasar yang sama kompetitifnya, sehingga pengusaha Vietnam dilatih untuk berbuat lebih banyak dengan sumber daya terbatas.

"Kami melihat banyak peluang di Vietnam dan kami bersemangat untuk mendukung sektor UMKM yang sedang berkembang di negara ini sebagai upaya untuk terus melayani kebutuhan jutaan UMKM di seluruh Asia Tenggara," katanya.

Sejalan dengan itu Kelly Wong, Vice President of Game Entertainment and Lead Game Business VNG, mengatakan, UMKM memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara. Saat ini terdapat tantangan yang signifikan bagi mereka terkait akses pendanaan serta modal yang dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan bisnis yang mereka miliki.

"Investasi kami di Grup Modalku sangat sejalan dengan visi misi kami untuk memberikan peluang bagi para pelaku UMKM serta mendorong perkembangan mereka. Sebagai perusahaan teknologi Vietnam, kami juga senang dapat mendukung Grup Modalku untuk berekspansi ke pasar Vietnam," ungkapnya.

Beroperasi di Singapura, Malaysia, Thailand, dan Indonesia, Grup Modalku adalah satu-satunya platform pendanaan digital UMKM yang memiliki lisensi dan terdaftar di empat negara di seluruh Asia Tenggara. Di Vietnam, Grup Modalku melayani UMKM di berbagai sektor seperti pendidikan, ritel, teknologi, dan FMCG ( Fast Moving Consumer Goods ), menawarkan produk seperti pembiayaan perdagangan, pembiayaan inventaris, pembiayaan piutang dan hutang di Ho Chi Minh, Hanoi, dan sekitarnya. Grup Modalku juga berencana untuk meluncurkan pendanaan digital dengan mata uang lokal secara nasional pada pertengahan tahun ini.

"Mengikuti kesuksesan Grup Modalku di negara lain, kami akan mempersingkat waktu penyelesaian proses pinjaman dengan melakukan otomatisasi pada proses operasional dan penilaian ( underwriting ) untuk mendukung UMKM Vietnam secara lebih efisien," tutup Galloway.

Topik Menarik