Masif Pembangunan Tol, MTI Ingin Kendaraan Umum di Daerah di Perbanyak

Masif Pembangunan Tol, MTI Ingin Kendaraan Umum di Daerah di Perbanyak

Ekonomi | jawapos | Senin, 9 Mei 2022 - 12:16
share

JawaPos.com Pembangunan tol secara masif di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai cukup membantu memangkas waktu tempuh para pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi cukup signifikan. Namun, berbagai negara yang lebih maju dari Indonesia dan sama-sama memiliki tradisi mudik, memiliki satu faktor pembed,a yaitu transportasi umum yang memadai ke daerah tujuan.

Saatnya pemerintah membenahi transportasi umum di tempat tujuan mudik. Pemerintah dinilai perlu menganggarkan dana alokasi khusus (DAK) untuk pembenahan transportasi umum di daerah-daerah tujuan mudik, kata Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat, Djoko Setijowarno, Senin (9/5).

Selama ini, salah satu faktor pendorong banyak pemudik memilih menggunakan kendaraan pribadi yang menyebabkan kemacetan panjang selama arus mudik saat pulang kampung, adalah ketiadaan transportasi umum yang memadai. Karena itu, semestinya pemerintah pusat punya dana alokasi khusus (DAK) untuk membenahi transportasi umum di daerah.

Kalau itu sudah, kelompok-kelompok kecil ini diangkut pakai bus gratis sekalian, ungkap Djoko.

Selain sepeda motor, lanjut Djoko, di kampung halaman sudah tidak ada lagi angkutan umum. Saat ini, baru beberapa kota di Jawa yang transportasi umumnya relatif memadai untuk membantu distribusi para pemudik ke kampung halaman masing-masing.

Sebagai contoh di Jawa ada Bus Trans Semarang di Semarang, Bus Batik Solo Trans (Solo Raya), Bus Trans Banyumas (Kab. Banyumas), Bus Semanggi Surabaya di Surabaya, Trans Pakuan di Bogor, Trans Jogja di Jogjakarta, Trans Metro Pasundan (Bandung Raya), Bus Trans Jateng atau KRL Solo-Jogjakarta.

Sementara itu di luar Jawa, sudah beroperasi Trans Metro Deli (Medan), Trans Musi Jaya (Palembang), Trans Banjarbakula (Banjarmasin), Trans Metro Dewat (Denpasar) dan Trans Maminatasa (Makassar).

Namun, masih banyak daerah lain yang tidak memiliki fasilitas seperti ini, semisal di Pulau Sumatera. Kecenderungannya, para pemudik memilih pulang kampung dengan tol, atau kalau ke Sumatera, menggunakan sepeda motor.

Angkutan pedesaan sudah pada mati, itu juga harus dihidupkan kembali, sehingga mereka yang di desa bisa ke kota untuk Lebaran dan sebaliknya, pungkasnya.

Topik Menarik