Elon Musk Enggak Sendirian Beli Twitter, 19 Investor Suntik Rp100,8 Triliun

Elon Musk Enggak Sendirian Beli Twitter, 19 Investor Suntik Rp100,8 Triliun

Ekonomi | sindonews | Minggu, 8 Mei 2022 - 03:45
share

CALIFORNIA - Miliarder Elon Musk mendapatkan bantuan dari 19 investor baru yang ngantre untuk masuk dalam paket pembelian platform jejaring sosial, Twitter seharga USD44 miliar atau setara Rp635 triliun. Total komitmen dikantongi Musk mencapai USD7,1 miliar yang jika dirupiahkan mencapai Rp100,8 triliun (Kurs Rp14,401 per USD).

Dukungan dana ini memungkinkan Musk untuk mengurangi risiko dalam kesepakatan yang telah disetujui oleh dewan Twitter, tetapi belum selesai. Pendiri Oracle dan juga merupakan teman dari Musk yakni Larry Ellison, adalah kontributor tunggal terbesar dengan kucuran dana senilai USD1 miliar.

Investor lain di dalamnya termasuk perusahaan ventura Silicon Valley terkenal Sequoia Capital dan pertukaran crypto Binance. Masih ada beberapa ketidakpastian bahwa Musk yang kini juga menjabat sebagai chief eksekutif produsen mobil listrik Tesla dan perusahaan roket SpaceX akan melakukan pembelian yang direncanakan.

Musk yang menduduki peringkat pertama sebagai orang terkaya di dunia terkait dengan nilai sahamnya di Tesla mengatakan, dia berencana untuk membiayai pembelian Twitter melalui campuran pinjaman, investasi dan uang tunai.

Dalam beberapa pekan terakhir, Musk telah menjual sekitar USD8,5 miliar saham Tesla, dimana uang tersebut diperkirakan akan digunakan untuk mendanai kesepakatan pembelian Twitter. Selanjutnya Ia juga bakal mendapatkan pinjaman dari bank senilai USD13 miliar.

Sementara itu ada komitmen untuk memberikan suntikan dana segar mencapai USD7,1 miliar yang memungkinkannya untuk mengurangi utang itu dari USD12,5 miliar yang awalnya diusulkan menjadi USD6,25 miliar, menurut pengajuan pemerintah.

Siapa Saja Investornya?

Kelompok investasi ini mencakup perusahaan besar seperti Fidelity yang dikenal karena mengelola rekening pensiun. Sementara itu, Sequoia Capital juga telah mendukung perusahaan teknologi sejak 1970-an, termasuk Apple, Google hingga Airbnb.

Banyak investor telah memiliki sejarah pengalaman sebelumnya dengan Musk. Misalnya, Ellison yang kini duduk di dewan Tesla, sementara Vy Capital yang berbasis di Dubai dengan penghasilan USD800 juta telah mendukung start-up konstruksi milik Musk, The Boring Company.

Lalu pendiri Binance, Changpeng Zhao berbagi berita tentang kesepakatan itu di situs media sosial, menjadikannya sebagai langkah menuju 'Crypto Twitter'. Dia menyebut investasi USD500 jutanya sebagai "kontribusi kecil untuk mewujudkannya".

Qatar Holding turut menyumbang USD375 juta, sementara investor Arab Saudi, Pangeran Alwaleed bin Talal yang awalnya menentang pembelian juga menegaskan dia akan mempertahankan sahamnya senilai USD1,9 miliar di Twitter.

Menurutnya Musk akan menjadi pemimpin yang sangat baik untuk media sosial tersebut. "Kingdom Holding Company dan saya berharap dapat meluncurkan USD1,9 miliar kami di Twitter yang 'baru' dan bergabung dengan Anda dalam perjalanan yang menarik ini," tambahnya.

Musk juga akan terus mengadakan, pembicaraan dengan pemegang saham Twitter yang ada, termasuk mantan kepala perusahaan Jack Dorsey, untuk menyumbangkan saham pada akuisisi yang diusulkan, menurut pengajuan tersebut.

Pembiayaan Jadi Risiko Terbesar

Musk, yang memiliki lebih dari 90 juta followers di Twitter, mengejutkan banyak orang pada bulan April ketika terungkap bahwa dirinya adalah pemegang saham terbesar situs media sosial itu.

Dia akhirnya menolak kursi di dewan yang mendukung untuk mengambilnya secara pribadi, dengan mengatakan langkah itu akan membuatnya lebih mudah untuk meningkatkan platform.

Sementara itu rencana Musk belum terlihat akan dibawa ke mana Twitter selanjutnya. Ia hanya sempat melayangkan ide-ide seperti membuat beberapa layanan berbayar, meningkatkan transparansi atas bagaimana Tweet muncul dan membersihkan akun spam.

Dilaporkan oleh CNBC pada hari Kamis, mengutip sumber, bahwa Musk juga berencana untuk mengambil peran sebagai kepala eksekutif sementara. Saham di Twitter naik setelah komitmen baru terungkap, tetapi diperdagangkan lebih rendah dari harga pembelian Musk sebesar USD54,20 hingga menjadi pertanyaan, apa yang tersisa tentang kesepakatan itu.

Saham Tesla turun lebih dari 8%. Dimana harganya terus tenggelam lebih dari 15% selama sebulan terakhir. Penurunan besar nilai saham Tesla disebut dapat membahayakan pembelian, kata David Yoffie, profesor di Harvard Business School.

"Ini sama sekali bukan hal yang pasti bahwa dia benar-benar akan menutup kesepakatan ini. Pembiayaan adalah risiko besar," katanya.

Tetapi Dan Ives, analis di Wedbush Securities mengutarakan, kelompok investor baru akan membantu mengurangi ketakutan itu.

"Ini adalah langkah keuangan dan strategis yang cerdas oleh Musk yang akan diterima dengan baik. Menunjukkan kesepakatan Twitter sekarang berada di jalur yang tepat untuk ditargetkan selesai pada akhir tahun ini," tulisnya.

Topik Menarik