4 Negara Penadah CPO Indonesia, Bagaimana Nasibnya Usai RI Larang Ekspor Minyak Sawit?

4 Negara Penadah CPO Indonesia, Bagaimana Nasibnya Usai RI Larang Ekspor Minyak Sawit?

Ekonomi | sindonews | Senin, 25 April 2022 - 21:13
share

JAKARTA - Menyandang status sebagai salah satu negara eksportir minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) terbesar di dunia, Indonesia ternyata masih berkutat dengan masalah minyak goreng. Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampai turun tangan dengan menerapkan kebijakan larang ekspor CPO demi mengamankan pasokan dalam negeri.

Bila melihat data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) terkait Kinerja Industri Sawit 2021 dan Prospek 2022, disebutkan bahwa ekspor minyak sawit Indonesia yang mencakup CPO, olahan CPO, PKO, oleokimia, serta biodiesel mencapai 34,2 juta ton atau naik 0,6% dari ekspor 2020.

Volume ekspor minyak sawit pada periode 2016-2019 cenderung mengalami peningkatan. Namun pada 2020, volume ekspor minyak sawit mengalami penurunan. Peningkatan ekspor minyak sawit terbesar terjadi pada 2017.

Pada tahun 2017, volume ekspor minyak kelapa sawit mencapai 29,07 juta ton atau meningkat 19,45% dibanding 2016. Meski volume ekspor cenderung meningkat, peningkatan tersebut tidak sejalan dengan nilai ekspor minyak sawit yang fluktuatif.

Di sisi lain untuk harga minyak sawit, tercatat pada tahun 2018 dan 2019 mengalami penurunan. Pada 2018, harga minyak sawit menjadi USD639/mt. Sedangkan pada 2019, harga minyak sawit USD601/mt.

Kemudian pada 2020, harga minyak sawit di dunia kembali naik yang mencapai USD752/mt. Kenaikan ini menyebabkan peningkatan nilai ekspor sebesar 16,94% dibanding 2019. Sementara untuk harga minyak sawit pada 2021, per Oktober mencapai USD1.368/mt, lebih tinggi dari harga pada September sebesar USD1.235/mt.

1. China

Tercatat, China dan India merupakan pangsa pasar terbesar ekspor minyak sawit nasional. Ekspor CPO ke kedua negara tersebut mencapai 29% dari total nilai ekspor sawit Indonesia.

Berdasarkan data badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor CPO ke Negeri Tirai Bambu tersebut mencapai USD4,55 miliar sepanjang Januari-November 2021. Nilai tersebut mencapai 17,47% dari total nilai ekspor minyak sawit Indonesia.

2. India

Negara tujuan ekspor CPO terbesar berikutnya adalah India, yakni sebesar USD3,11 miliar atau setara 11,96% pada periode Januari-November 2021.

Sementara jika dilihat lebih rinci, ekspor CPO dan turunannya ke India meningkat sejak Januari 2022. Rinciannya, ekspor CPO ke India sebesar USD270 juta pada Januari 2022 dan naik menjadi US$315 juta pada Februari 2022.

Dengan demikian, total nilai ekspor CPO dan turunannya ke India tembus USD997,4 juta jika dihitung sejak Januari-Maret 2022.

3. Pakistan

Diikuti Pakistan, ekspor CPO senilai dengan USD2,46 miliar. Sementara itu sepanjang awal tahun ini, tujuan ekspor CPO ke Pakistan sebesar USD745,5 juta sejak Januari-Maret 2022.

Tercatat, ekspor CPO dan turunannya ke Pakistan sebesar USD179,2 juta pada Januari 2022, USD181,7 juta pada Februari 2022, dan USD384,6 juta pada Maret 2022.

4. Amerika Serikat

Nilai ekspor CPO ke Amerika Serikat hingga akhir 2021 tercatat sebesar USD1,61 miliar atau setara 9,44%. Nilai ekspor minyak sawit ke Amerika Serikat sepanjang Januari-September 2021 mencatat pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 136,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara nilai ekspor ke India hanya mencatat kenaikan 17,98%, terendah dibandingkan dengan 5 negara tujuan ekspor terbesar CPO lainnya. Total nilai ekspor CPO Indonesia mencapai USD26,03 miliar periode Januari-November 2021. Nilai tersebut tumbuh 61,72% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya hanya USD 16,1 miliar.

Pada awal tahun ini yakni periode Januari-Maret 2022, tujuan ekspor CPO dan turunannya ke Amerika Serikat (AS) yakni total USD516 juta. Detailnya, ekspor CPO dan turunannya ke AS sebesar USD148,2 juta pada Januari 2022, USD138,2 juta pada Februari 2022, dan USD229,8 juta pada Maret 2022.

Topik Menarik