Dibayangi Aksi "Profit Taking"
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak terkonsolidasi dengan kecenderungan melamah, awal pekan ini, dikarenakan sentimen pasar relatif minim. Selain itu, pelaku pasar diperkirakan melanjutkan profit taking , melanjutkan aksi pekan laluu.
Analis Erdikha Elit Sekuritas, Ivan Kasulthan memperkirakan HSG dalam perdagangan, Senin (25/4), bergerak di rentang level 7.100-7.300.
Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (24/4) sore, melemah dipicu sikap investor yang merespons pernyataan agresif pejabat bank sentral AS The Fed. IHSG ditutup melemah 50,59 poin atau 0,7 persen ke posisi 7.225,61. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 6,87 poin atau 0,65 persen ke posisi 1.056,86.
"Jelang akhir pekan ini, IHSG bergerak melemah yang terpengaruh sentimen eksternal dan internal. Dari eksternal yaitu indeks bursa saham regional mayoritas yang mengalami koreksi seiring sikap pelaku pasar dan investor yang merespon pernyataan petinggi The Fed," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta.
Dibuka menguat, IHSG mayoritas menghabiskan waktu di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif sampai penutupan perdagangan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor terkoreksi dimana sektor energi turun paling dalam yaitu minus 2,11 persen, diikuti sektor kesehatan dan sektor barang baku masing-masing minus 1,85 persen dan minus 1,55 persen. Sedangkan satu sektor meningkat yaitu sektor transportasi & logistik sebesar 0,56 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau net foreign buy di seluruh pasar sebesar 2,23 triliun rupiah. Sedangkan di pasar reguler tercatat aksi beli asing dengan jumlah beli bersih 1,39 triliun rupiah.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.404.568 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 37,03 miliar lembar saham senilai 38,6 triliun rupiah. Sebanyak 156 saham naik, 372 saham menurun, dan 164 tidak bergerak nilainya.








