Produksi Sapi di Desa Dipacu

Produksi Sapi di Desa Dipacu

Ekonomi | koran-jakarta.com | Jum'at, 22 April 2022 - 08:31
share

JAKARTA - Saat ini, produksi lokal belum mampu mengimbangi kebutuhan dalam negeri. Produksi lokal baru mampu memenuhi sekitar 61 persen dari total kebutuhan lokal.

Akibatnya, impor selalu dibuka, terutama menjelang Idul Fitri karena permintaan meningkat. Tahun ini, misalnya, Bulog harus mengimpor daging kerbau dari India sebanyak 100 ribu ton.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah mengatakan program DKS merupakan pengembangan kawasan peternakan berbasis korporasi peternak yang dicetuskan oleh Kementan mulai 2020 dengan lima lokasi. Kelima daerah itu, yakni Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Selatan, Lampung, dan Jawa Timur.

Pada 2021 dikembangkan di sembilan kawasan, yakni kawasan sapi potong di Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh, Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat, Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur, Kabupaten Sidenreng Rappang Sulawesi Selatan, Kabupaten Cianjur Jawa Barat, dan Kabupaten Kediri Jawa Timur.

Tiga lokasi lainnya, yakni Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan, dan Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah. "Program ini bentuk komitmen Kementan untuk meningkatkan populasi dan produksi sapi di dalam negeri," ungkap Nasrullah, di Jakarta, Kamis (21/4).

DKS merupakan program yang didesain dengan adanya transformasi kelembagaan yang awalnya berbasis kelompok menjadi kelembagaan korporasi yang tersentra dalam satu kawasan, berskala ekonomi dan terintegrasi hulu hingga hilir, serta berorientasi profit untuk meningkatkan kesejahretaan peternak di dalamnya.

Di Penajam Paser Utara Kalimantan Timur, Kementan mencatat program DKS melibatkan lima kelompok peternak dengan anggota sebanyak 194 orang. Kelompok tersebut telah tergabung dalam wadah korporasi yaitu Koperasi Jasa Babulu Brahman Jaya sejak 4 Januari 2022. Di DKS Penajam tersebut, populasi sapi indukan berkembang dari semula 500 ekor saat ini beranak 22 ekor dan bunting 69 ekor.

Nasrullah berharap program ini dapat diterapkan ke seluruh Indonesia sesuai potensi daerah. Pasalnya, program ini bisa membantu mencapai target penambahan populasi ternak dan mencukupi pemenuhan protein hewani bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Pakan Ternak

Khusus di Kaltim tersebut, Direktur Pakan Ditjen PKH Kementan, Nur Saptahidayat, menyampaikan untuk pakan ternak, para anggota korporasi telah memiliki lahan untuk penanaman Tanaman Pakan Ternak di masing-masing kelompok.

Di samping itu, korporasi juga tengah proses penyusunan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan PT Sumber Bunga Sawit Lestari (SBSL) untuk mengakses bungkil inti sawit satu ton per pengambilan untuk pakan ternak.

"Kelompok ini juga terus kita dorong untuk memanfaatkan kotoran ternak agar diolah menjadi biogas dan pupuk organik, baik pupuk cair maupun kompos karena sarana prasarananya sudah kita fasilitasi," pungkasnya.

Topik Menarik