Geger Penipuan Robot Trading, Pengamat: Pengawasan Harus Diperkuat

Geger Penipuan Robot Trading, Pengamat: Pengawasan Harus Diperkuat

Ekonomi | BuddyKu | Jum'at, 8 April 2022 - 15:32
share

IDXChannel - Beberapa akhir ini, marakmodusrobot trading yang memakai skema Ponzi atau MLM. Tak tanggung-tanggung, banyak korban yang mengikuti investasi jenis ini kerugiannya mencapai ratusan miliar hingga triliunan rupiah.

Dalam unggahan Instagram milik Pengamat TI dan Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi, @sutadiheru, robot trading yang sudah memakan korban di antaranya Net89 dengan 2.126 korban, Fahrenheit sebanyak 20.000 korban, dan Evotrade sebanyak 5.000-6.000 korban.

Adapun jenis robot trading lainnya yang memakan korban dan mencatatkan kerugian miliaran hingga triliunan yakni Viral Blast Global (VB), Fin888, Binomo, DNA Pro Akademi, EA Copet, Mark AI, dan FBS Binary Option.

Berkaca dari data tersebut, Heru mengatakan, investasi digital kekinian perlu diwaspadai karena merugikan pengguna dalam jumlah banyak dan nilai besar.

"Kalau dari jumlah pengguna yang menjadi korban dan nilainya banyak, artinya ini ada persoalan. Baik dari sisi regulator, pengawas, pelaku usaha dan pengertian masyarakat terhadap investasi digital baru ini," kata Heru saat dihubungi MNC Portal, Jumat (8/4/2022).

Bahkan walaupun sudah berizin, masyarakat juga harus berhati-hati. Sebab, potensi uang hilang dengan berbagai sebab bisa terjadi begitu saja.

"Termasuk yang melayani jasa bursa aset kripto. Kasus kalah bayar, owner meninggal, serangan siber, semua berpotensi terjadi," jelas Heru.

Ia pun memberikan contoh kasus melalui film di Netflix berjudul "Trust No One: The Hunt for the Crypto King". Di mana dalam film tersebut menceritakan kejadian yang saat ini banyak dilakukan, yaitu sebagian orang percaya dan memilih berinvestasi melalui trading atau crypto.

"Jadi jangan percaya pada siapapun," cetusnya.

Heru berharap, pihak-pihak terkait bisa mengusut tuntas perkara semacam ini dan terbuka seterang-terangnya, serta masyarakat yang dirugikan bisa dikembalikan uangnya. Dan para pelaku bisa dihukum maksimal. "Pengawasan juga harus diperkuat. Negara harus hadir," ucapnya.

Dia kembali menekankan bahwasanya jika ingin berinvestasi jangan cepat percaya dengan rayuan manis siapa pun. Harus paham betul investasi tersebut bodong atau tidak, akan menipu atau tidak.

"Kalau mau percaya sedikit, ya yang berijin. Kemudian, harus lihat dan pelajari secara jelas, itu investasi atau judi online misalnya. Atau ada skema ponzi," ujar Heru.

"Kalau gunakan robot, ya robot harus bisa dipakai untuk bursa berbeda, alat berbeda atau platform berbeda. Kalau robot nya hanya bisa disatu metode saja, itu pasti penipuan," tegasnya.

(SAN)

Topik Menarik