Harga Brent dan WTI Anjlok, Perusahaan Minya AS Diminta Naikkan Pasokan

Harga Brent dan WTI Anjlok, Perusahaan Minya AS Diminta Naikkan Pasokan

Ekonomi | okezone | Jum'at, 1 April 2022 - 08:02
share

JAKARTA - Harga minyak turun tajam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena Presiden Joe Biden mengumumkan rilis terbesar dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS dan meminta perusahaan-perusahaan minyak untuk meningkatkan pengeboran guna menambah pasokan.

Kontrak berjangka minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei kehilangan 7,54 dolar AS atau atau 7,0 persen, menjadi menetap di 100,28 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, setelah menyentuh level terendah 99,66 dolar AS.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei tergelincir 5,54 dolar AS atau 4,9 persen, menjadi ditutup pada 107,91 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Kontrak berjangka Juni yang lebih aktif diperdagangkan turun 5,6 persen pada 105,16 dolar AS per barel, setelah jatuh 7,0 dolar AS di awal sesi.

Kedua kontrak acuan tersebut membukukan persentase kenaikan kuartalan tertinggi sejak kuartal kedua 2020, dengan Brent melonjak 38 persen, dan WTI melambung 34 persen, didorong terutama setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari yang disebut Moskow sebagai "Operasi Militer Khusus."

"Ini adalah pasar di mana setiap barel diperhitungkan dan (pelepasan SPR) adalah volume minyak yang signifikan ditempatkan di pasar untuk jangka waktu yang lama," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC.

Pelepasan 180 juta barel oleh Biden setara dengan sekitar dua hari permintaan global, dan menandai ketiga kalinya Washington memanfaatkan SPR dalam enam bulan terakhir.

Mulai Mei, Amerika Serikat akan melepaskan 1 juta barel per hari minyak mentah selama enam bulan dari Cadangan Minyak Strategis, kata Biden, menambahkan bahwa 30 juta hingga 50 juta barel minyak dapat dilepaskan oleh sekutu dan mitra.

Topik Menarik