Menelusuri Sisa Kekayaan Elizabeth Holmes, Mantan Miliarder yang Tipu Investor Besar

Menelusuri Sisa Kekayaan Elizabeth Holmes, Mantan Miliarder yang Tipu Investor Besar

Ekonomi | wartaekonomi | Senin, 7 Maret 2022 - 11:00
share

Mantan miliarder Elizabeth Holmes telah ditetapkan bersalah sebagai seorang penipu. Setelah perusahaannya, Theranos menutup operasinya, orang-orang penasaran apa yang terjadi dengan kekayaan bersih Elizabeth Holmes.

Mantan CEO dan pendiri perusahaan teknologi kesehatan Silicon Valley ini pernah menjadi wanita miliarder termuda di dunia. Tapi sekarang, kekayaan bersih Elizabeth Holmes sudah sangat berbeda.

Kisahnya dimulai saat Holmes memasuki SMA. Ia memiliki kebiasaan begadang untuk belajar. Kemudian, dia segera naik ke puncak kelasnya dan bahkan meluncurkan bisnisnya sendiri, menjual kompiler C++ (perangkat lunak yang menafsirkan kode komputer) ke sekolah-sekolah China. Holmes mulai mengambil kursus bahasa Mandarin di sekolah menengah dan meyakinkan Universitas Stanford untuk menerimanya dalam program musim panas mereka, yang berakhir dengan perjalanan ke Beijing.

Melansir Style Caster di Jakarta, Senin (7/3/22) saat-sata itulah Holmes memutuskan dia ingin mengejar kedokteran seperti kakek buyutnya, seorang ahli bedah. Namun, dia segera menyadari bahwa dia takut jarum.

Holmes mengungkapkan bahwa inilah yang menginspirasinya untuk meluncurkan perusahaannya, Theranos, yang berusaha merevolusi pengujian darah dengan teknologi yang konon hanya membutuhkan tusukan jari untuk mendeteksi kondisi medis dari kanker hingga kolesterol tinggi.

Setelah program musim panasnya di Stanford, Holmes memutuskan untuk mendaftar di universitas tersebut dengan jurusan teknik kimia. Dia menghabiskan musim panas setelah tahun pertamanya magang di Genome Institute di Singapura, di mana dia menguji sampel darah untuk SARS-CoV-1.

Sebagai mahasiswa tahun kedua, dia mengajukan permohonan paten pertamanya untuk patch pengiriman obat yang dapat dipakai dan mendirikan perusahaannya, Real-Time Cures, yang kemudian dikenal sebagai Theranos. Pada semester berikutnya, dia keluar dari Stanford sepenuhnya untuk mengejar pekerjaannya dengan Theranos penuh waktu.

Setelah meluncurkan Theranos, Holmes diperkenalkan kepada pemodal ventura melalui mantan penasihat Stanford-nya, Channing Roberston. Pengusaha muda ini dengan cepat mulai mendapatkan dana dari investor terkemuka, mengumpulkan sekitar USD6 juta (Rp86,4 triliun) modal ventura pada akhir tahun 2004. Selama dekade berikutnya, diyakini Holmes mengumpulkan lebih dari USD700 juta (Rp10 triliun) dalam pendanaan untuk Theranos.

Selama bertahun-tahun, Theranos diselimuti kerahasiaan; tidak ada situs web perusahaan publik atau siaran pers, dan investor tidak diberi rincian tentang bagaimana teknologinya benar-benar bekerja.

Baru pada tahun 2013 wajah publik Theranos tumbuh ketika bermitra dengan Walgreens untuk mendirikan pusat pengumpulan sampel darah di dalam toko. Sekitar waktu inilah Holmes mulai menjadi berita utama: dia memberikan pidato, berbicara di panel dan menghiasi sampul majalah Fortune dan Forbes, yang menobatkannya sebagai miliarder wanita mandiri termuda pada usia 30 tahun. Perusahaannya, Theranos, memiliki melaporkan valuasi sebesar USD9 miliar (Rp129 triliun) pada puncaknya.

Tapi ada sesuatu yang aneh. Ian Gibbons, kepala ilmuwan Theranos dan salah satu karyawan awal perusahaan, menemukan kelemahan dalam teknologi perusahaan dan menyatakan keprihatinannya kepada Holmes bahwa tes tidak siap untuk digunakan masyarakat umum, menurut laporan investigasi Vanity Fair oleh Nick Bilton.

Pakar luar juga mulai berbagi keraguan mereka tentang Theranos. Keraguan ini memuncak pada tahun 2015, ketika profesor riset medis John Ioannidis, dan kemudian Eleftherios Diamandis, mempertanyakan validitas teknologi perusahaannya.

Jadi, berapa kekayaan bersih Elizabeth Holmes hari ini? Setelah jatuhnya Theranos, kekayaan bersih Elizabeth Holmes dari USD4,5 miliar (Rp64 triliun) yang dilaporkan menjadi 0 pada tahun 2022, menurut Forbes .

Mantan pendiri dan CEO perusahaan tersebut juga didakwa melakukan penipuan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), bersama mantan presiden perusahaan Ramesh Sunny Balwani pada tahun 2018. Pada tahun yang sama, Jaksa Amerika Serikat untuk Distrik Utara California mengumumkan dakwaan Holmes dan Balwani atas penipuan kawat dan tuduhan konspirasi.

Pengadilan Holmes awalnya dijadwalkan akan dimulai pada Agustus 2020, tetapi ditunda setelah kehamilannya. Pengadilannya dimulai setahun kemudian pada Agustus 2021.

Pada 3 Januari 2022, Holmes dinyatakan bersalah atas tiga tuduhan penipuan kawat dan satu tuduhan konspirasi untuk melakukan penipuan kawat. Setiap hitungan membawa hukuman maksimum 20 tahun dan denda USD250.000 (Rp3,6 miliar), yang berarti Holmes menghadapi hukuman hingga 80 tahun di balik jeruji besi dan denda USD1 juta (Rp14,4 miliar). Pada Maret 2022, Holmes keluar dengan jaminan menunggu hukuman pada September 2022.

Topik Menarik