2 Jenis Analisa Saham yang Harus Dipahami Pemula Serta Indikatornya

2 Jenis Analisa Saham yang Harus Dipahami Pemula Serta Indikatornya

Ekonomi | inewsid | Selasa, 1 Maret 2022 - 15:11
share

JAKARTA, iNews.id - Secara umum ada 2 jenis analisa saham yang harus dipahami pemula, sebelum memutuskan berinvestasi atau melakukan transaksi jual-beli saham.

Adapun 2 jenis analisa saham yang harus dipahami pemula adalah analisa fundamental dan analisa teknikal. Ada pula analisa historikal, namun jarang digunakan oleh investor apalagi pemula.

Memahami analisa saham sangat diperlukan karena dapat menjadi dasar untuk membedah atau menelaah saham perusahaan tertentu yang menjadi target investasi.

Dengan demikian calon investor bisa menentukan apakah saham pilihan mereka layak untuk dibeli atau tidak, alias bisa memberikan profit atau tidak.

Berikut 2 jenis analisa saham yang harus dipahami pemula, sebagaimana dirangkum iNews.id dari berbagai sumber:

1. Analisa Fundamental

Analisa fundamental adalah salah satu metode analisa saham yang digunakan para investor untuk mengetahui keamanan nilai saham, berdasarkan kinerja keuangan ataupun kapitalisasi perusahaan.

Metode analisa fundamental saham digunakan oleh investor saham jangka panjang atau lebih dari satu tahun, dengan memeriksa kinerja keuangan, kondisi perusahaan terkait, persaingan industri sejenis, bahkan kondisi makro ekonomi.

Tujuan utama sebuah analisis fundamental adalah memperoleh pertimbangan harga untuk dibandingkan dengan harga pasar atau yang ditawarkan perusahaan efek. Dengan demikian, investor dapat menilai apakah harga saham terebut, overvalued atau undervalued.

Analisis fundamental adalah metode yang pada intinya mengacu pada data laporan keuangan sebuah perusahaan. Melalui hal ini, investor akan mempertimbangkan banyak pengukuran bahkan sampai faktor makro dan mikro ekonomi.

Ada beberapa indikator yang digunakan dalam analisa fundamental, yaitu:

- Price to book value (PBV)
Price to Book Value ataun PBV adalah rasio harga terhadap nilai buku perusahaan. PBV membantu kita melihat saham yang menjadi target investasi, apakah lebih tinggi atau rendah dibandingkan nilai aset perusahaan.

- Price to earning ratio (PER)
Price to Earning Ratio atau PER adalah rasio harga saham terhadap laba bersih per saham. PER membantu investor untuk melihat saham perusahaan mana yang memiliki nilai tinggi sehingga berpotensi memberi keuntungan yang besar. Bagi pemula, indikator PER ini merupakan salah satu analisa fundamental yang patut dipahami.

- Return on Equity (RoE)
Return on Equity atau RoE adalah metriks paling mudah untuk mengetahui seberapa tinggi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. Melalui RoE, investor bisa mengambil kesimpulan tentang profitabilitas saham dengan mudah dan cepat.

- Return on Asset (RoA)
Return on Asset atau RoA digunakan untuk mengukur seberapa intensif aset perusahaan. Dengan semakin rendahnya pengembalian aset, semakin intensif aset perusahaan.

- Earning per Share (EPS).
Earning per Share atau EPS adalah laba per saham yang dihasilkan perusahaan. EPS berguna sebagai acuan investor untuk mengamati prospek sebuah saham, khususnya yang berorientasi mengejar capital gain di pasar modal. Semakin tinggi EPS maka semakin baik nilai saham.

- Asset and Liability
Berapa banyak aset yang dimiliki perusahaan dan apakah aset tersebut produktif untuk menghasilkan keuntungan. Cek juga bagaimana perusahaan membiayai kepemilikan aset tersebut, apakah dengan utang atau modal sendiri.

- Rasio Utang
DER atau Debt Equity Ratio adalah rasio utang yang menggambarkan apakah perusahaan mampu membayar bunga hutang dan tidak memberatkan keuangan perusahaan. Pastikan jumlah utang perusahaan tidak lebih besar dibandingkan total modalnya. Nilai DER dihitung dengan membandingkan total utang dengan total ekuitas. Perusahaan dengan DER lebih dari 1 menjadi indikator kondisi keuangan tidak sehat.

- Analisa Cash Flow
Analisa ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan kas, yang mana merupakan urat nadi dari bisnis, yang sebaiknya dihasilkan dari operasional perusahaan dan profit dan bukan dari hutang atau suntikan modal.

- Dividen
Dividen adalah pembagian keuntungan yang dibayarkan secara tunai kepada pemegang saham yang disetujui lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pembayaran dividen adalah indikasi bahwa perusahan sehat dan punya cash-flow kuat. Kamu dapat melihat DPR atau dividen payout ratio yang menjadi indikator seberapa besar persentase pembayaran dividen oleh sebuah perusahaan.

Dari beberapa indikator tersebut, yang paling mudah dan patut dipahami pemula adalah analisa cash flow, dividen, PBV dan PER.

2. Analisa Teknikal

Analisis teknikal umumnya digunakan oleh trader. Namun investor juga perlu memahami analisa teknikal, terutama bagi yang aktif bertransaksi saham untuk jangka pendek atau secara harian.

Tujuan analisis teknikal ini adalah mengamati pola-pola seperti data pasar, harga saham serta volume transaksi saham. Analisis saham akan digunakan jika Anda ingin melakukan pembelian.

Untuk melakukan analisis saham secara teknikal, Anda dapat memulainya dengan melihat pergerakan pasar, mengetahui indikator analisis teknikal dan melihat seperti apa sejarah yang berulang.

Melalui analisa teknikal, investor dapat melihat kondisi pasar saat ini berdasarkan histori harga di masa lalu. Selain itu, mereka juga bisa mendapatkan gambaran pergerakan harga saham di masa mendatang.

Trader bisa menggunakan analisa teknikal sebagai acuan saat menentukan saham-saham yang berpotensi memberikan profit dalam jangka pendek. Analisa ini lebih sering digunakan oleh trader karena bersifat teknis dengan pergerakan yang lebih cepat.

Saat ini, ada ratusan indikator dalam Analisis Teknikal yang merupakan formula matematis untuk mengetahui bagaimana kondisi pasar dan juga untuk membantu memberikan sinyal beli atau jual.

Dari ratusan indikator tersebut, ada beberapa indikator yang populer dan penting dipahami investor, termasuk pemula, yaitu:

- Moving Average (MA)
Moving Average atau MA merupakan indikator analisa teknikal saham paling populer dan mudah dipahami. MA adalah indikator yang menghitung pergerakan harga rata-rata dari suatu saham dalam suatu rentang waktu, misalnya dalam waktu 50 hari atau sering disebut MA50.

Cukup dengan melihat grafik MA50, Anda dapat menentukan apakah bisa membeli atau menjual saham. Caranya, jika grafik harga memotong MA50 ke atas dianggap sinyal beli. Sedangkan sebaliknya, bila grafik harga memotong MA50 ke bawah dianggap sebagai sinyal jual.

- Relative Strength Index (RSI)
Indikator analisa teknikal lainnya yang mudah dipahami adalah Relative Strength Index (RSI). RSI digunakan untuk menghitung perbandingan antara daya tarik kenaikan dan penurunan harga saham dengan kisaran 0-100.

Dengan RSI Anda dapat mengetahui apakah suatu harga sudah overbought (kelebihan beli) atau oversold (kelebihan jual). Jika RSI bernilai sangat tinggi (di atas 70) artinya pasar sudah overbought sehingga ada potensi akan turun, berarti menjadi saat tepat untuk jual saham.

Sebaliknya jika RSI bernilai sangat rendah (di bawah 30) artinya pasar sudah oversold (kelebihan jual), sehingga ada potensi naik, berarti menjadi saat tepat untuk beli saham.

- Moving Average Convergence Divergence (MACD)
Moving Average Convergence/Divergence (MACD) adalah indikator yang berfungsi untuk menunjukkan trend yang sedang terjadi dan juga bisa memberikan sinyal beli atau jual.

Di dalam MACD ada dua garis yang akan Anda temui, yaitu Signal Line dan MACD Line. Jika nilai MACD positif (di atas nol), berarti pasar bersifat bullish, disarankan beli. Sedangkan jika nilai MACD negatif (di bawah nol), berarti pasar bersifat bearish, disarankan jual.

Topik Menarik