BEI: Pada 2021 Jumlah Investor Pasar Modal Meningkat

BEI: Pada 2021 Jumlah Investor Pasar Modal Meningkat

Ekonomi | republika | Rabu, 16 Februari 2022 - 23:29
share

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut terjadi kenaikan signifikan jumlah investor pasar modal pada 2021 dibandingkan 2020 menyusul meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap sektor tersebut.

Kepala BEI Jawa Tengah II M Wira Adibrata di Solo, Jawa Tengah, Rabu (16/2/2022), mengatakan, sejak awal 2021 hingga akhir tahun tersebut jumlah investor terus meningkat. BEI mencatat di awal 2021 jumlah investor sebanyak 44.383 investor.

Selanjutnya terjadi penambahan setiap bulan seiring dengan edukasi pasar modal yang dilakukan oleh BEI dengan menyasar masyarakat. Dampaknya adalah hingga akhir tahun lalu jumlah investor bertambah menjadi 74.885 investor.

Dengan realisasi penambahan tersebut, dia katakan, jumlah investor pasar modal pada 2021 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 86,5 persen. "Kalau untuk 2020 jumlah investor di bawah Jateng II sebanyak 40.194 investor," kata Wira.

Ia mengatakan capaian tersebut tidak lepas dari keterlibatan mitra kerja BEI yang ikut mengedukasi masyarakat. "Oleh karena itu, saat ini makin banyak yang terliterasi dan mulai berinvestasi," katanya.

Sementara itu, terkait dengan nilai transaksi, dikatakannya, selama tahun lalu realisasi transaksi di wilayah tersebut mencapai Rp 35,9 triliun. Wira mengatakan, nilai transaksi di wilayah Soloraya pada tahun lalu dimulai di angka Rp 5,2 triliun. Meski demikian, pada bulan kedua mulai ada penurunan dengan realisasi transaksi Rp 3,7 triliun.

Capaian tersebut terus menurun hingga Rp 1,7 triliun pada Mei. Selanjutnya, dari data angka transaksi kembali mengalami kenaikan. Bahkan pada Agustus 2021 nilai transaksi mencapai Rp 3,36 triliun.

Meski demikian, BEI mencatat hingga akhir 2021, angka transaksi memperlihatkan pergerakan dinamis. Bahkan, menutup 2021 angka transaksi sebesar Rp 2,48 triliun. Terkait hal itu, dikatakannya, pasar mulai membaik di pertengahan 2020 dan terus meningkat sampai dengan awal 2021.

"Lalu sentimen Covid-19 muncul lagi setelah awal 2021 menyebabkan Februari turun sampai pertengahan dan mulai naik lagi sampai saat ini," kata Wira.

Topik Menarik