Biografi WS Rendra, si Burung Merak yang Mendunia

Biografi WS Rendra, si Burung Merak yang Mendunia

Nasional | BuddyKu | Selasa, 26 September 2023 - 15:25
share

JAKARTA, iNews.id - Biografi WS Rendra selalu menarik disimak. Pemilik nama lengkap Willibrodus Surendra Broto ini merupakan penyair kenamaan, dramawan, serta aktor sekaligus sutradara teater.

WS Rendra dan karya-karyanya tidak hanya dikenal di Indonesia, tapi juga luar negeri. Banyak karya sastranya yang diterjemahkan ke bahasa asing, seperti Inggris, Belanda, Jerman, Jepang, dan India.

Biografi WS Rendra

WS Rendra lahir pada 7 November 1935 di Solo, Jawa Tengah. Rendra merupakan putra pasangan Raden Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah.

Ayahnya, selain seorang dramawan tradisional di Solo, juga guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa. Sementara sang ibu merupakan penari serimpi di Keraton Surakarta.

Rendra menikah tiga kali dan memiliki total 11 anak. Salah satu istrinya, Ken Zuraida adalah seorang aktris, sutradara dan produser teater.

Rendra memulai pendidikan dari TK Marsudirini, Yayasan Kanisius, pada 1942. Setelah itu melanjutkan SD, SMP, dan SMA di sekolah Katolik St Yosef Kota Solo sampai 1952.

Dia melanjutkan pendidikannya di Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Namun Rendra tidak menyelesaikan kuliahnya di UGM. Setelah itu pada 1954 dia mempelajari drama dan tari di Amerika Serikat serta mendapat beasiswa dari American Academy of Dramatical Art (AADA).

Rendra juga pernah diundang Universitas Harvard untuk mengikuti seminar tentang kesusastraan.

Pemain Drama

Tidak hanya bisa menulis, Rendra juga menguasai panggung dengan mementaskan beberapa drama dan membaca puisi. Pada 1952, Rendra petama kali memublikasikan puisi di media massa melalui majalah Siasat. Puisi-puisinya menghiasi berbagai majalah pada saat itu, seperti Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru.

Drama pertamanya berjudul \'Kaki Palsu\' dipentaskan saat dia masih duduk di bangku SMP.

\'Orang-Orang di Tikungan Jalan\' merupakan drama pertamanya saat SMA yang mendapat penghargaan dan hadiah dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan DIY.

Prof A Teeuw, dalam bukunya \'Sastra Indonesia Modern II\' (1989) berpendapat, dalam sejarah kesusastraan Indonesia modern Rendra tidak termasuk dalam salah satu angkatan seperti Angkatan 45, Angkatan 60-an, maupun Angkatan 70-an. Alasannya Rendra memiliki kepribadian dan kebebasan tersendiri.

Karya-Karya WS Rendra

Kumpulan Puisi

Balada Orang-Orang Tercinta (1957)

Kumpulan Sajak (1961)

Blues untuk Bonie (1971)

Sajak-Sajak Sepatu Tua (1972)

Nyanyian Orang Urakan (1985)

Potret Pembangunan dalam Puisi (1983)

Disebabkan oleh Angin (1993)

Orang-Orang Rangkas Bitung (1993).

Drama

Orang-Orang di Tikungan Jalan (1954)

Selamatan Anak Cucu Sulaiman (1967)

Mastodon dan Burung Kondor (1972)

Kisah Perjuangan Suku Naga (1975)

Sekda (1977)

Panembahan Reso (1986).

Sepulang dari AS pada 1967, Rendra mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta dan memberi nuansa baru dalam kehidupan sei peran di Tanah Air.

Pada 1985, Rendra mendirikan Bengkel Teater Rendra menjadi basis bagi kegiatan seninya. Dengan luas lahan sekitar 3 hektare, bengkel teater dibuat berdampingan dengan bangunan tempat tinggal Rendra dan keluarga serta bangunan sanggar untuk latihan drama dan tari.

Sang Burung Merak meninggal pada 6 Agustus 2009 atau di usia 74 tahun di Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok.

Itulah biografi WS Rendra. Dari karya-karyanya pantas jika sang Burung Merak mendapat apresiasi dari dunia.

Topik Menarik