Kisah LB Moerdani, Jenderal yang Pernikahannya Digelar di Istana Bogor
JAKARTA - Kisah Leonardus Benyamin (LB) Moerdani kini kembali mencuri perhatian. Dia merupakan mantan Panglima ABRI Jenderal (Purn).
Bukan hanya karena jabatannya, dia pun mencuri perhatian masyarakat karena wasiat yang dititipkan jelang kematiannya. LB Moerdani yang diketahui beragama Katolik minta dikafani dan di yasinin saat meninggal.
Pesan itu titipkan pada orang terdekatnya, Adnan Ganto. Moerdani minta dibacakan kalimat syahadat saat menghembuskan napas terakhir.
Keinginannya itu tentu saja menyita perhatian. Pasalnya, saat menjabat sebagai Panglima ABRI era Presiden Soeharto, Benny mendapat banyak label negatif. Dia dicap pembenci Islam, anti Islam, hingga musuh Islam pada masa itu.
-Kisah LB Moerdani
Dikutip berbagai sumber,Rabu (23/8/2023), usai mendapatkan pesan dari Moerdani, Adnan lantas memberitahukan istri Moerdani bernama Hartini.
"Kalau memang itu yang dipesankan, ya silakan dilaksanakan," kata Hartini merespons permintaan Benny kepada Adnan dalam buku biografi Adnan Ganto yang terbit 2017 lalu.
Sambangi Ponpes Cipasung, Wakil Kepala BGN: Santri Harus Mampu Produksi Kebutuhan Masyarakat
Tak hanya sampai di situ, sang Panglima pun kembali berpesan. Dia meminta sahabatnya itu untuk membacakan Yasin dan meminta Tina untuk membaca Syahadat sebanyak 25 kali.
Pria yang pernah menjabat Pangkopkamtib ini menghembuskan napas terakhirnya pada 29 Agustus 2004. Adnan dan istrinya membacakan Yasin dan syahadat di kamar Benny saat-saat terakhir dirawat di RSPAD.
Kebenaran itu dikonfirmasi pula oleh mantan Panglima TNI Laksamana (Purn) Widodo AS. Widodo termasuk orang pertama yang datang ke rumah sakit ketika Moerdani menghembuskan napas terakhirnya. Widodo mengungkapkan Benny dimandikan dan dikafani layaknya jenazah seorang Muslim.
Jika menilik jauh ke belakang, LB Moerdani merupakan pasukan komando RPKAD (sekarang disebut Kopassus). Selain itu, Moerdani juga merupakan personel intelijen yang mumpuni.
Dia sering ditugaskan melaksanakan misi rahasia yang tidak boleh diketahui oleh siapa pun, termasuk pada Hartini yang kala itu masih berstatus pacarnya.
Kepada Hartini, Moerdani bahkan tidak pernah memberitahukan tentang tugas yang didapat. Dia melakukan aksinya itu secara diam-diam dan menghilang cukup lama.
Hubungan yang tak biasanya itu sempat membuat Presiden Soekarno saat itu khawatir. Pasalnya, Presiden RI kedua itu menilai Moerdani punya karier militer yang cemerlang.
Kemudian, Moerdani dan Hartini menikah di Jakarta pada 12 Desember 1964. Resepsi pernikahan pasangan ini dirayakan oleh Soekarno di Istana Bogor.
Meski sudah menikah, tak lantas misi rahasia yang dijalani Moerdani berhenti. Bahkan, Moerdani semakin jarang di rumah dan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menyelesaikan misi.
Hal itu dia lakukan bukan karena tak sayang. Justru, Moerdani sangat mencintai Hartini dan tak ingin orang yang dicintai nya bermasalah.
Nama: Leonardus Benyamin Moerdani
Kelahiran: 2 Oktober 1932, Kabupaten Blora
Meninggal: 29 Agustus 2004, RSPAD GATOT Subroto, Jakarta
Anak: Ria Moerdani
Jabatan sebelumnya: Menteri Pertahanan dan Keamanan Republik Indonesia (19881993), LAINNYA
Dimakamkan: 29 Agustus 2004, Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta
Pasangan: Hartini
Orangtua: Jeanne Roech, R.G. Moerdani Sosrodirjo
(RIN)










