Pertempuran Kasuran, Pasukan Diponegoro Raih Kemenangan Besar
YOGYAKARTA, NETRALNEWS.COM- Dalam kisah terdahulu diceritakan terjadinya pertempuran di Kejiwan yang letaknya antara Kalasan dan Prambanan pada 9 Agustus 1826.
Saat itu, tentara kolonial yang terdiri dari orang-orang Eropa, Belanda, dan pribumi, dipimpin oleh Mayor Bernard Sollewijn. Awalnya tentara Diponegoro terdesak karena kalah jumlah dan ketrampilan berperang, sehingga tentara Mayor Bernard Sollewijn bersemangat untuk terus mengejar sisa-sisa tentara yang mundur karena kuwalahan menghadapi ganasnya tentara kolonial.
Tiba-tiba di balik bukit sayap kiri muncul pasukan besar tentara Diponegoro yang lain, yang siap bertempur. Tentu saja dengan munculnya tentara Diponegoro yang tiba-tiba itu membuat tentara kolonial dari pribumi termasuk Legiun Prangwedanan menjadi ciut nyalinya.
Mereka mulai kehilangan keberanian untuk bertempur, sehingga lari tunggang-langgang ke gunung dengan membuang semua peralatan tempurnya.
Melihat tentara Jawa yang lari itu, tentara Eropa dan Belanda akhirnya bertempur hidup mati dengan tentara Diponegoro. Petempuran itu akhirnya dimenangkan oleh pasukan Diponegoro.
Masih mujur, komandan Mayor Bernard Sollewijn tidak terbunuh, tetapi kelak dipertempuran Delanggu dia terluka dan kehilangan mata kirinya (kisah tersebut bisa dibaca DI SINI ).
Pembaca yang budiman, hari itu masih hari Rabu tanggal 19 Mei 1830. Diponegoro dan Letnan Knoerle masih meneruskan percakapannya.
Diponegoro mengatakan bahwa saat pertempuran di Kasuran, Jenderal van Geen terbunuh. Diponegoro juga mengatakan bahwa Mayor Bernard Sollewijn mungkin juga terluka parah.
Diponegoro melanjutkan ceritanya bahwa setelah pertempuran Kasuran, dia berkeliling di arena pertempuran dengan menunggang kuda sambil menutup matanya dengan ujung turbannya.
Hal ini dilakukan agar tidak melihat kengerian mayat-mayat yang bergelimpangan. Diponegoro merasa sangat sedih dan terharu melihat orang-orang meninggal serta terluka di medan perang.
Kisah Istri Gubernur Aceh 2 Hari Terjebak Banjir Besar, Menginap di SPBU hingga Nebeng Truk
Diponegoro sekali lagi mengatakan bahwa dia sering memberi perintah dengan tegas kepada panglimanya (basah) agar menyelamatkan tentara kolonial yang menjadi tawanan, tetapi panglima-panglimanya itu tidak selalu bertindak sesuai dengan perintahnya.
Pertempuran Kasuran terjadi pada 28 Juli 1826. Kasuran sekarang terletak di daerah Sleman, masuk Kecamatan Sayegan Kabupaten Sleman.
Dikatakan Kasuran karena dari dulu hingga sekarang kampung ini warganya tidak berani tidur di kasur. Mereka meyakini bahwa jika tidur di kasur akan mendapatkan nasib yang tidak baik.
Dalam pertempuran Kasuran, pasukan Diponegoro mengalami kemenangan besar. Hanya saja cerita Diponegoro bahwa Jenderal van Geen terbunuh, sebenarnya tidak sesuai kenyataan.
Bisa jadi, informasi terbunuhnya van Geen itu diperoleh dari anak buahnya, sehingga informasi itu tidak valid. Jenderal van Geen dalam pertempuran itu memang hampir saja tertangkap, tetapi kemudian dia dapat menyelematkan diri dan kembali ke Yogyakarta. Sedangkan komandan pasukan gerak cepat Kolonial Belanda, Mayor Bernard Sollewijn dalam pertempuran Kasuran itu tidak terlibat.
Kisah pertempuran Kasuran memang masih gelap, karena belum ada sumber-sumber Belanda yang mengisahkan proses terjadinya pertempuran itu. Beruntung ada sedikit laporan dari perwira Belanda yang menyinggung tentang pertempuran itu.
Kisah tentang pertempuran Kasuran ini, dicatat oleh Mayor Edouard Errembault de Dudzeele (1789-1830) yang saat itu bertugas di markas Pisangan yang letaknya tidak jauh dari Kasuran, berjarak sekitar 8, 5 km.
Mayor Errembault menceritakan bahwa saat tanggal 28 Juli 1826 jam 3 sore, salah satu mata-mata Errembault datang dan menginformasikan bahwa Mayor Le Bron, komandan pasukan gerak cepat ketiga, siap menghadapi pasukan Diponegoro yang jaraknya dari Pisangan sekitar 1,5 km. Mendengar laporan itu, Mayor Le Bron segera memerintahkan kepada anak buahnya untuk bergerak membantu penyerangan.
Memang, di barisan depan rombongan itu dipimpin oleh Letnan de Montela bertemu dengan serombongan yang berpakaian serba putih dengan jarak yang sangat dekat.
Rupanya rombongan itu pasukan Diponegoro dan Letnan de Montela sangat mengenali Diponegoro karena sebelum Perang Jawa pecah, dia bertemu dengan Diponegoro.
Diliputi rasa ketakutan, Letnan de Montela dan pengawalnya yang berjumlah 300 prajurit segera melarikan diri. Melihat ada prajurit yang melarikan diri, Mayor Le Bron segera memerintahkan untuk menembakkan meriam sebanyak lima sampai enam kali yang diarahkan kepada pasukan Diponegoro tersebut, tetapi pasukan itu sudah menyingkir terlebih dahulu.
Mayor Le Bron segera memerintahkan pasukannya kembali ke Pisangan dan dalam perjalanan ke Pisangan itu pasukan Mayor Le Bron mendengar tembakan-tembakan dari arah jalan yang dilalui pasukan Diponegoro.
Pada tanggal 29 Juli 1826, pasukan Mayor Le Bron menunggu kabar selanjutnya dan pada tanggal 30 Juli 1826 pasukan Mayor Le Bron mendengar berita bahwa suara tembakan yang terdengar itu adalah pertempuran antara pasukan Diponegoro dengan satu peleton pasukan yang dipimpin oleh Letnan Kolonel de Bast di Kasuran. Diberitakan 26 prajurit dalam peleton itu terbunuh.
Setelah kemenangan di Kasuran itu, kemudian Diponegoro mencukur kepalanya sampai gundul, karena memang sebelum pertempuran Diponegoro berjanji jika memenangkan pertempuran, dia akan mencukur rambutnya sampai botak. Dua hari kemudian, tepatnya 30 Juli 1826 terjadi pertempuran dahsyat di Lengkong yang masih daerah Sleman.
Dalam pertempuran itu 2 pangeran Yogyakarta putra dari HB I, Pangeran Panular dan putra HB II, Pangeran Mertosono wakil dari kesultanan yang memihak kolonial harus kehilangan nyawanya.
Bagaimana kisah-kisah berikutnya saat Sang Pangeran di Kapal Pollux? Ikuti terus artikel ini yang tentunya ditemukan kisah-kisah menarik lainnya. Tunggu episode berikutnya, ya!
Penulis: Lilik SuharmajiFounder PUSAM (Pusat Studi Mataram) tinggal di Yogyakarta.
Bacaan Rujukan
Carey, Peter. 2022. Percakapan dengan Diponegoro. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.










