Unik, Ratusan Warga Dukuh Sulur Batang Bayar PBB Pakai Sampah

Unik, Ratusan Warga Dukuh Sulur Batang Bayar PBB Pakai Sampah

Unik | BuddyKu | Minggu, 4 Juni 2023 - 10:01
share

BATANG, iNews.id Warga RT 4/RW 5, Dukuh Sulur, Desa Karangasem Utara, Kecamatan/Kabupaten Batang punya cara unik dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB. Mereka memakai sampah dari rumah untuk melunasi pajak tahunannya.

Sampah tersebut dijual ke tukang rongsok yang dipanggil pihak RT. Setelah dapat uang, warga membayar ke petugas Badan Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kabupaten Batang.

Kegiatan tersebut mendapatkan apresiasi oleh Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki, Apalagi pembayaran lunas dalam waktu sehari.

Saya berterima kasih atas kreasi dan inovasi, khususnya atas kesadaran sendiri membayar pajak dengan berbagai cara, kata Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki, Minggu (4/6).

Dia berharap, pengurus RT lain atau daerah lain bisa meniru kegiatan Dukuh Sulur. Sehingga PBB bisa cepat lunas. Sebab, PBB menjadi andalan Pemkab Batang untuk pembiayaan pelaksanaan pembangunan.

Lani mengatakan, pembayaran PBB memakai sampah baru kali ini dilakukan. Menurutnya, kegiatan itu merupakan inovasi baru.

Adapun target penerimaan PBB Pemkab Batang tahun ini mencapai Rp42 miliar. Batas akhir pembayaran 30 September 2023, ujarnya.

Ketua RT 4/RW 5 Dukuh Sulur, Andhy Alzy Triantoro sengaja membuat kegiatan pembayaran lunas PBB dengan rongsok dalam satu hari. Tujuannya, untuk membantu pemerintah.

Menurutnya, konsep kegiatan adalah tiap warga membawa rongsok atau barang yang sudah tidak dipakai dari rumah. Jenis rongsoknya yaitu buku, kardus, besi, plastik, karet, panci dan lain sebagainya.

Inspirasinya dari melihat banyak barang yang tidak terpakai. Daripada dibuang, mending dimanfaatkan, ujarnya. Dia menyebut jumlah warganya mencapai 600 jiwa. Jumlah yang membayar 138 keluarga. Adapun nilai PBB yang dibayarkan warga bervariasi, mulai sekitar Rp20.000 ke atas.

Sementara itu, Waryudi (48) seorang warga Dukuh Sulur mengaku terbantu dengan kegiatan percepatan pembayaran PBB melalui pengumpulan sampah.

Saya jual sampah plastik 8 kilogram, dapat Rp17.000. Masih ada kardus yang belum saya ambil. Jual sampah ya buat bayar pajak, ungkapnya.

Dia mengatakan tagihan PBB-nya memang tidak besar, hanya sekitar Rp20.000. Namun, membayar pakai sampah cukup meringankan bebannya. Kalau tidak ada program ini, ya mending berat ya. Kalau ini kan enggak terasa, ujarnya.