IPO dalam Waktu Dekat, Amman Mineral Bidik Dana Rp12,93 Triliun

IPO dalam Waktu Dekat, Amman Mineral Bidik Dana Rp12,93 Triliun

Ekonomi | BuddyKu | Kamis, 1 Juni 2023 - 06:03
share

JAKARTA - Perusahaan pertambangan tembaga dan emas PT Amman Mineral Internasional akan melantai perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) alias melaksanakan initial public offering (IPO) dalam waktu dekat dan menargetkan penghimpunan dana hingga Rp12,93 triliun.

Presiden Direktur Amman Alexander Ramlie mengatakan bahwa aksi IPO ini merupakan salah satu upaya strategis untuk mengembangkan bisnis yang berkelanjutan tatkala dunia tengah bergerak menuju transisi energi.

Transisi energi yang tengah digenjot di skala global ini pun diproyeksikan akan mendorong permintaan komoditas tembaga.

Dinamika supply and demand ini akan mendorong harga tembaga di pasar dunia ke arah positif. Ini juga yang menjadi fundamental yang kuat dari bisnis Amman sebagai salah satu produsen tembaga terbesar di dunia, ujar Alexander dalam acara investor gathering di Jakarta, Rabu, 31 Mei 2023.

Alexander menyampaikan bahwa saat ini, PT Amman Mineral Nusa Tenggara selaku anak usaha perseroan sudah memasuki fase 7 dalam operasional tambang batu hijau di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.

Disampaikan olehnya, tambang Batu Hijau yang dikelola oleh Amman menurut riset Wood Mackenzie merupakan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia dan memiliki cadangan setara dengan tembaga terbesar kelima di dunia apabila dikombinasikan dengan Cebakan Elang.

Amman saat ini tengah memasuki tahap pengembangan fase 8 yang diperkirakan dapat memperpanjang usia tambang hingga 2030.

Kami juga akan mulai mempersiapkan Elang untuk dapat memulai operasional penambangan di tahun 2031 hingga 2046, tutur Alexander.

Per-31 Desember 2022, cadangan bijih Amman untuk tambang Batu Hijau dan Elang mencapai 17,12 miliar pon tembaga dan 23,2 juta ons emas.

Alexander pun mengungkapkan bahwa pihaknya memiliki keunggulan lain, yaitu biaya produksi yang rendah, dan hal itu terlihat dari C1 cash cost yang lebih rendah dibanding perusahaan tambang yang lain.

Untuk diketahui, C1 cash cost adalah biaya tunai yang diperlukan untuk menambang, memproses, memulihkan, dan mengirim konsentrat tembaga ke pasar dan dikurangi kredit dari emas dan perak sebagai mineral pengikutnya dan termasuk juga biaya produksi, biaya pengupasan batuan penutup yang ditangguhkan, biaya operasional, treatment and refining charges (TCRC), biaya pengangkutan, dan biaya penjualan langsung lainnya.

Alexander pun mengatakan bahwa Amman mineral mencetak kinerja keuangan yang cukup solid pada 2022 dengan kenaikan total pendapatan sebesar 118% secara year-on-year (yoy) di angka US$2,8 miliar atau setara dengan Rp42 triliun dalam asumsi kurs Rp15.003 per-dolar Amerika Serikat (AS).

Kemudian, penghasilan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) perseroan pun merangkak naik 143% yoy dengan capaian lebih dari US$1,7 miliar (Rp25,5 triliun) dan marjin EBITDA 61%.

Laba bersih tahun 2022 meningkat 242% yoy menjadi US$1 miliar (Rp15 triliun) dengan marjin laba bersih 39%. Per-Desember 2022, kas dan aset setara kas mencapai US$818 juta (Rp12,27 triliun) dan ekuitas US$3,6 miliar (Rp54,01 triliun) dengan rasio debt to EBITDA sebesar 1x, papar Alexander.

Melalui PT Amman Mineral Industri (AMIN), Amman akan merampungkan smelter berkapasitas input awal 900.000 ton konsentra tembaga pertahun, dan nantinya smelter ini akan digunakan untuk mengolah konsentrat tembaga dari tambang Batu Hijau dan proyek Elang.

Alexander menuturkan bahwa smelter ini dibangun sebagai langkah perseroan untuk mendukung program hilirisasi pemerintah.

Dengan pengolahan konsentrat tembaga yang dilakukan di dalam negeri, perseroan memberikan nilai tambah bagi produk dan untuk Indonesia, katanya.

Dalam aksi IPO yang akan dilaksanakan, Amman menerbitkan sebanyak-banyaknya 7,28 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp125 perlembar atau sekitar 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Harga penawaran dari saham Amman berada di rentang Rp1.650-Rp1.775 perlembar dengan target dana IPO sebesar Rp12,93 triliun.

Masa penawaran awal atau bookbuilding akan dilaksanakan mulai 31 Mei- 16 Juni 2023 sementara masa penawaran umum direncanakan pada 28 Juni-3 Juli 2023.

Rencananya, Amman akan tercatat di papan perdagangan utama BEI dengan menggunakan kode saham AMMN.

Dalam IPO ini, perseroan menunjuk PT BNI Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Topik Menarik