Kasus Pencabulan Siswi SMP di Bima, Pelaku Masih Diperiksa Secara Mendalam di Unit PPA

Kasus Pencabulan Siswi SMP di Bima, Pelaku Masih Diperiksa Secara Mendalam di Unit PPA

Nasional | BuddyKu | Senin, 29 Mei 2023 - 14:35
share

BIMA, iNews.id - Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Reskrim Polres Bima, Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga kini masih memeriksa CH (38), pelaku pencabulan terhadap siswi SMP di Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima.

Pelaku diperiksa secara mendalam oleh penyidik PPA sejak ditangkap Tim Puma Polres Bima pada Senin (22/5/2023), di Pasar Sila Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima sekitar pukul 12.00 wita.

Saat ini penyidik PPA terus memeriksa secara mendalam pelaku CH dan sejumlah saksi. Untuk kasus seperti ini, Polres Bima tak akan memberi ruang maaf bagi pelaku, tegas Kasat Reskrim Polres Bima, AKP Masdidin saat dikonfirmasi baru-baru ini.

Diketahui, pelaku CH merupakan orang tua dari satu diantara lima (pelajar) pelaku pemerkosaan siswi SMP di gedung sekolah di Bolo tahun 2021. Karena kasus itu, anak pelaku yang masih berusia remaja itu masih ditahan di Lapas Mataram.

Iya benar, CH ini orang tua salah satu dari lima pelaku pemerkosaan di gedung SMP di Bolo beberapa tahun lalu. Sekarang usianya mungkin sudah masuk SMA, ujar J, kepala dusun asal pelaku CH tinggal, dilansir dari kicknews.today

Sebelumnya, kasus ini terungkap setelah korban menceritakan semua perbuatan bejat pelaku ke orang tuanya, lantaran tidak tahan dengan ancaman pelaku yang mau menyebarkan foto bugil korban jika tidak melayani nafsu birahinya.

Pekerja Sosial Kabupaten Bima, Abdul Hidayat SSi membenarkan motif pelaku mencabuli korban tersebut. Dia mengaku, korban akan dilakukan pendamping agar tidak trauma dan psikologisnya tidak terganggu.

Kasus ini bukan soal pelaku saja, tapi kondisi korban juga hal utama, jelas Dayat.

Kasus pelecehan seksual anak di bawah umur belakang ini marak terjadi di Bima. Dia berharap, kasus seperti ini jadi pembelajaran bagi orang tua agar tetap menjaga dan mengawasi pergaulan anak, baik di lingkungan tempat tinggal maupun media sosial.

Kebanyakan anak korban kekerasan seksual selama ini jauh dari perhatian orang tua, mereka jarang mendapat kasih sayang hingga bebas bergaul dengan siapapun, pungkas Dayat.

Topik Menarik