OPINI : SIMULASI DUA POROS PRESIDEN ANTARA BIG MATCH ATAU FRENDLY MATCH

OPINI : SIMULASI DUA POROS PRESIDEN ANTARA BIG MATCH ATAU FRENDLY MATCH

Ekonomi | BuddyKu | Rabu, 17 Mei 2023 - 21:18
share

PAREPARE, iNewsParepare.id-- Pesta demokrasi sebentar lagi akan digelar partai-partai politik menjadi berita paling hangat disemua media, gerak geriknya akan menjadi perbicangan. Kegiatan lima tahunan ini akan memperlihatkan siapa sih yang layak untuk memimpin negara indonesia kedepanya.

Setiap partai akan mengusung satu nama yang dinilai sebagai kader terbaiknya yang mampu dan layak menjadi calon presiden dan calon wakil presiden. Bahkan beberapa partai berkoalisi bekerjasama dalam dalam satu visi dan misi bersama agar bisa memenangkan pemilu untuk menjaga integritas dan eksistensi partainya dalam sistem demokrasi Indonesia.

Siapa pun bisa memberanikan diri mencalonkan diri maju menjadi presiden asal sesuai dengan ketentuan undang-undang yang telah ditetapkan. Dalam pertarung semua mengingikan kemenangan begitu pula dalam politik maka untuk mencapai itu kekuatan besar harus dibangun dari awal. Berkoalisi sesama partai adalah membuat pondasi kekuatan besar, dalam politik kawan bisa jadi lawan atau lawan adalah kawan.

Big match (Pertandingan besar) atau Frendly match (Pertandingan persahabatan) asumsi simulasi dua poros yang akan bertarung dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.

Big match Anis baswedan vs Ganjar Pranowo, kemungkinan ini bisa terjadi dengan adanya koalisi perubahan untuk persatuan (KPP) NasDem, PKS dan Demokrat yang telah mendeklarasikan mengusung Anis Baswedan untuk pilpres 2024 ini sudah menjadi kekuatan besar untuk bisa bertarung nantinya, big match akan hadir jika hanya dua pasang bakal calon yang bertarung.

Sedangkan, Frendly match Prabowo Subianti vs Ganjar pranowo, Kemungkinan ini yang akan tersaji, sebagai orang awan pertarung ini pasti sangat sengit.

Tetapi ini bisa saja strategi politik lawan adalah kawan prabowo termasuk dalam jajaran kabinet jokowi ini bisa menjadi salah satu tolak ukur bahwasanya ada kontrak politik yang terjadi. Apalagi saat ini presiden secara terang terangan ikut andil dalam membangun negoisiasi politik dengan mengudang beberapa ketua-ketua partai politik termasuk gerindah di tengah naiknya elektabilitas prabowo sebagai kandidat kuat dipilpres 2024.

Pertemuan menimbulkan dua spekulasi dipasangkannya ganjar dan prabowo. Sehingga otomatis ini akan membuat prabowo tidak ikut di pilpres nantinya, atau bahkan ganjar vs prabowo kemungkinan ini juga bisa tersaji.

Adanya signal kuat bergabung dari kedua putra presiden gibran dan kaesang ke partai gerindah tentu saja jalur negosiasi bisa ditempuh untuk menduetkan ganjar dan prabowo, karena sampai saat ini semua masih bisa terjadi, bubarnya koalisi perubahan untuk persatuan (KPP) bisa terjadi apabila ketua partai demokrat Agus Harimurti Yodoyoni (AHY) tidak menjadi pilihan anis untuk mendampinginya karena elektabilitasnya kurang dibanding nama yang potensial lainnya yang mana notabenenya partai berideologis agama atau kalangan para ulamalah yang sering dijadikan wakil karena sejarah telah mencatat itu, mayoritas menjadi pertimbangan utama jika ingin memenangkan pilpers, alasan besar seperti ini bisa membuat demokrat keluar dari koalisi karena tidak dipercaya mampu menjadi wakil Anis untuk memenangkan pilpres.

Saat ini safari politik masih dilakukan oleh ketua-ketua partai, Apalagi presiden juga jelas terlibat ketika mengundang beberapa ketua ketua partai.

Ada perkataan yang bisa menjadi pertimbangan andilnya Joko Widodo ketika ada wartawan bertanya mengapa NasDem tidak diundang? ini strategi politik masa lawan tau stategi kita dia kan mempunyai koalisi. Bahkan jauh sebelumnya Joko Widodo pernah mengatakan dalam pidatonya bahwa mungkin presiden berikutnya adalah jatahnya Prabowo, dan dipidato lainnya juga pernah mengatakan ciri pemimpin yang memikirkan rakyat banyak kerutan diwajahnya dan rambutnya putih semua, politik identitas.

Agenda setting safari politik seringkali dilakukan melalui kampanye iklan politik, debat publik, wawancara media, dan kegiatan lainnya yang dirancang untuk memperkenalkan isu-isu tertentu dan memperkuat posisi atau pandangan kandidat atau partai politik.

Melalui agenda setting safari politik, kandidat atau partai politik berusaha untuk menarik perhatian publik dan menyebarluaskan pesan-pesan politik mereka, dan dalam prosesnya, mempengaruhi pemilih untuk memilih mereka.

Agenda setting safari politik dapat menjadi strategi yang sangat efektif dalam mempengaruhi pandangan publik dan memenangkan pemilihan.

Di dalam situasi di mana seorang presiden terlibat dalam safari politik dan mengundang para pemimpin partai termasuk Prabowo, terdapat kemungkinan bahwa hal tersebut menjadi kontroversial dan dapat menimbulkan berbagai tafsir dari masyarakat dan media.

Beberapa orang mungkin melihat kegiatan ini sebagai upaya presiden untuk mengonsolidasikan kekuasaannya dan memperkuat posisinya dalam politik. Namun, yang lain mungkin melihatnya sebagai upaya untuk membentuk koalisi politik yang lebih luas dan memperkuat stabilitas politik.

Sumber : Sakina, Mahasiswa Komunikasi Dan Penyiaran Islam IAIN Parepare

Topik Menarik