Permintaan Gula Meningkat Jelang Idulfitri, 32.500 Ton GKP Impor Tiba di Jakarta

Permintaan Gula Meningkat Jelang Idulfitri, 32.500 Ton GKP Impor Tiba di Jakarta

Nasional | BuddyKu | Minggu, 2 April 2023 - 08:24
share

JAKARTA Pemerintah mengantisipasi meningkatnya permintaan gula konsumsi saat Ramadan dan Idulfitri dengan mengimpor 32.500 ton Gula Kristal Putih (GKP).

Sebagaimana diketahui, saat Ramadan terutama jelang Lebaran, produksi kue kering seperti nastar dan berbagai jajanan lainnya meningkat sehingga pasokan gula di pasaran pun harus ditambah.

Adapun gula kristal putih impor tersebut telah tiba di Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (1/4). Jumlah tersebut merupakan bagian dari total 107.900 ton penugasan pemerintah periode 2023 sebelum Lebaran.

"Badan Pangan Nasional memastikan kedatangan Gula Kristal Putih (GKP) untuk penuhi kebutuhan stok gula pada HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional) Ramadan dan Idulfitri," ujar Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, dikutip Minggu (2/4/2023).

Menurut Arief, pengadaan gula dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang biasanya mengalami peningkatan permintaan (demand) pada momentum HBKN, sementara musim giling tebu baru akan mulai sekitar bulan Mei.

Sehingga, ketersediaan gula masih harus ditopang dari luar untuk menjaga harga di pasaran sebesar Rp13.500 per kg untuk gula konsumsi.

Hal ini sesuai Perbadan 11 Tahun 2022 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen (HAP) untuk Komoditas Gula Konsumsi.

Berdasarkan perhitungan Neraca Komoditas Pangan Tahun 2023 dari kebutuhan nasional 3,4 juta ton, diperkirakan produksi nasional mencapai 2,6 juta ton, sementara masih terdapat carry over dari tahun 2022 sebesar 1,1 juta ton.

Dengan demikian, masih diperlukan pengadaan 900.000 ton agar di akhir tahun masih terdapat stok 1,2 juta ton, dan kebutuhan gula pada momentum HBKN dapat terpenuhi dengan cukup.

"Pengadaan dari luar ini hanya untuk mengamankan stok gula untuk memenuhi kebutuhan dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga khususnya saat Ramadan dan Idulfitri. Sesuai dengan kesepakatan Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) dan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) tingkat Menteri pada Januari lalu," paparnya.

Arief menambahkan, langkah ini juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar Kementerian/Lembaga secara detail menghitung dan memastikan stok pangan untuk masyarakat.

Dalam hal ini, Arief juga menekankan bahwa pengadaan harus memprioritaskan produksi dalam negeri. Untuk itu, Bapanas juga meminta permohonan penugasan Menteri BUMN kepada ID FOOD untuk menyerap gula petani.

Dia menyebut harga kesepakatan terakhir sebesar Rp11.500/kg. Namun, pihaknya akan melakukan reviu bersama asosiasi petani tebu rakyat sebagai penyesuaian guna mendapatkan harga yang tepat.

"Karena perintah Bapak Presiden Jokowi harga itu harus wajar di tingkat petani, penggiling, dan konsumen. BUMN sebagai offtaker dari produksi petani dan peternak," tandasnya.

Senada, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Budi Santoso menegaskan, importasi pangan dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri serta stabilisasi pasokan dan harga pangan.

"Karena memang kebutuhan nasional, dan itu dasarnya dari rakortas sesuai neraca komoditas maka diputuskan impor, kalau surplus ya kita ekspor," ujarnya.

Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD Frans Marganda Tambunan mengungkapkan, kedatangan GKP ini akan secara bertahap sampai Mei 2023.

Realisasi penugasan gula ini diharapkan dapat menjaga harga gula sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Target kami sebelum HBKN 2023 selesai, akan ada kedatangan lagi GKP sekitar 40.000 ton, terang dia.

Lebih lanjut Frans menyebut bahwa rencana realisasi penugasan pengadaan gula tahun 2023 ini akan masuk melalui beberapa titik wilayah kedatangan, yakni Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Tanjung Perak dan Medan.

(ind)

Topik Menarik