Bulog Kebut Pengiriman SPHP ke Wilayah Sulit Terjangkau di Papua

Bulog Kebut Pengiriman SPHP ke Wilayah Sulit Terjangkau di Papua

Berita Utama | inews | Selasa, 9 Desember 2025 - 07:23
share

JAKARTA, iNews.id - Perum Bulog mempercepat distribusi beras SPHP ke wilayah-wilayah yang memiliki tantangan geografis ekstrem seperti Pegunungan Bintang, Nduga, Yahukimo, dan Intan Jaya. Empat kabupaten tersebut merupakan daerah pegunungan terpencil yang tidak dapat dijangkau secara konsisten melalui jalur darat. 

Percepatan pengiriman beras SPHP tersebut memerlukan pola distribusi adaptif agar pasokan pangan tetap terjaga menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Pemimpin Perum Bulog Kanwil Papua, Ahmad Mustari menegaskan, percepatan distribusi ini merupakan langkah strategis dalam menjaga keterjangkauan pangan di wilayah terpencil. Pendistribusian ini bertujuan untuk menstabilkan harga dan memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Nataru.

Distribusi beras SPHP oleh Perum Bulog ke wilayah-wilayah dengan tantangan geografis ekstrem di Papua. (Foto: Dok. Perum Bulog)

"Natal dan Tahun Baru (Nataru). Harga jual beras SPHP di empat wilayah tersebut tetap sama dengan daerah lainnya, yaitu Rp13.500 per kilogram (kg). Pengiriman ke daerah seperti Nduga dan Yahukimo merupakan bagian dari komitmen kami untuk memastikan semua masyarakat, termasuk yang tinggal di wilayah paling sulit dijangkau, tetap mendapatkan akses pangan yang layak,” ucap Ahmad dalam keterangannya dikutip, Selasa (9/12/2025).

Dia menambahkan, tantangan biaya logistik di Papua tidak mengurangi komitmen Bulog dalam menjamin ketersediaan beras SPHP bagi seluruh masyarakat.

Untuk Kabupaten Nduga, Bulog telah mengirimkan 1.250 kg beras via udara, sementara sebanyak 10.000 kg sedang dalam perjalanan melalui jalur sungai dan diperkirakan tiba pada 11–13 Desember 2025. 

Sementara itu, untuk Kabupaten Yahukimo telah disalurkan 2.000 kg beras melalui pengiriman udara, ditambah 20.000 kg melalui jalur sungai yang juga diproyeksikan tiba pada 11–13 Desember 2025. Pengiriman ini memastikan stok di kedua wilayah tetap aman sembari menunggu kedatangan pengangkutan sungai yang membutuhkan waktu tempuh lebih panjang.

Adapun, seluruh proses distribusi, baik melalui udara, darat maupun sungai, dilakukan dengan dukungan penuh dari jajaran kepolisian sebagai mitra pengamanan, pendampingan, dan penyimpanan sementara di gudang filial. Pola multi-moda ini juga diterapkan untuk Pegunungan Bintang dan Intan Jaya yang menghadapi kondisi aksesibilitas serupa, mulai dari cuaca ekstrem hingga keterbatasan sarana transportasi.

Selain memastikan kecepatan dan pemerataan distribusi, Bulog Papua juga menegaskan bahwa seluruh biaya angkutan, baik jalur udara, darat, maupun sungai, sepenuhnya ditanggung oleh Perum Bulog. 

Distribusi dilakukan secara bertahap dan adaptif, dengan target penyelesaian sebelum masa perayaan Natal, di mana kebutuhan masyarakat meningkat signifikan. Kolaborasi erat dengan kepolisian menjadi elemen penting dalam menjaga kelancaran proses pengangkutan dan pengamanan komoditas di lapangan.

Secara keseluruhan, Bulog Papua terus mengoptimalkan seluruh moda distribusi untuk menjangkau empat kabupaten prioritas tersebut. Penguatan distribusi pangan di Pegunungan Bintang, Nduga, Yahukimo, dan Intan Jaya merupakan bagian dari komitmen Bulog dalam memastikan masyarakat di wilayah 3TP (Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Perbatasan) tetap dapat mengakses beras SPHP dengan harga sesuai ketentuan. 

Topik Menarik