Rapat Prabowo dan Menteri di Kertanegara Bahas Utang Kereta Cepat? Ini Kata Istana

Rapat Prabowo dan Menteri di Kertanegara Bahas Utang Kereta Cepat? Ini Kata Istana

Berita Utama | inews | Senin, 13 Oktober 2025 - 07:22
share

JAKARTA, iNews.id - Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkapkan pembahasan dalam rapat Presiden Prabowo Subianto bersama jajaran menteri Kabinet Merah Putih di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Minggu (12/10/2025) malam. Dia mengatakan rapat itu tak membahas utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. 

Dia memastikan pihaknya telah berkomunikasi dengan kementerian terkait untuk menemukan jalan keluar atas utang tersebut. Diketahui beban utang proyek Whoosh mencapai 7,2 miliar dolar AS atau setara Rp116 triliun.

"Malam ini tidak, malam ini tidak sempat. Whoosh bukan salah satu pembahasan malam ini. Tapi, beberapa waktu yang lalu juga sudah dibicarakan untuk diminta mencari skema ya, skema supaya beban keuangan itu bisa dicarikan jalan keluar," ujar Prasetyo, dikutip Senin (13/10/2025).

Dia menilai moda transportasi kereta cepat membantu aktivitas masyarakat dari Jakarta ke Bandung maupun sebaliknya. Prasetyo pun mengungkap keinginan pemerintah agar kereta cepat bisa sampai ke Surabaya, Jawa Timur.

"Karena faktanya kan juga Whoosh kemudian juga menjadi salah satu moda transportasi yang sekarang sangat membantu aktivitas seluruh masyarakat, mobilitas dari Jakarta maupun ke Bandung dan seterusnya. Dan justru kita ingin sebenarnya kan itu berkembang ya, tidak hanya ke Jakarta dan sampai ke Bandung, mungkin juga kita sedang berpikir untuk sampai ke Jakarta, ke Surabaya," tambahnya.

Sebelumnya, Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria menyatakan pihaknya tengah menyiapkan sejumlah opsi untuk membantu PT Kereta Api Indonesia (KAI) keluar dari tekanan utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.

Dony menjelaskan, penyelamatan KAI dari jerat utang proyek kereta cepat dilakukan agar keberlanjutan operasional perusahaan tetap terjaga, tanpa mengorbankan manfaat ekonomi yang telah dihasilkan dari beroperasinya kereta cepat.

"Kita ingin KCIC berjalan baik karena ini memberikan dampak juga terhadap perekonomian, dengan trafik yang terus meningkat, capai 20 ribu per hari. Di satu sisi kita juga memperhatikan keberlanjutan dari PT KAI itu sendiri, karena KCIC juga bagian dari KAI," ujarnya saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (9/10/2025).

Dony mengatakan, saat ini Danantara tengah mengkaji dua alternatif strategi penyelamatan yang telah diusulkan ke pemerintah. Keduanya yakni penambahan ekuitas (equity injection) dan alih status infrastruktur menjadi milik pemerintah.

"Ada beberapa alternatif termasuk di dalamnya, infrastruktur kita pikirkan juga apakah ini kita jadikan Badan Layanan Umum (BLU) dan segala macam. Tetapi intinya kita ingin KCIC berjalan dengan baik karena ini dimanfaatkan oleh masyarakat banyak, di satu sisi kita ingin kualitas kereta api Indonesia sebagai perusahaan yang melayani publik semakin baik," tambahnya. 

Topik Menarik