Menaker Waspadai Gelombang PHK Imbas Perang Iran-Israel

Menaker Waspadai Gelombang PHK Imbas Perang Iran-Israel

Berita Utama | okezone | Selasa, 24 Juni 2025 - 13:11
share

JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mewaspadai potensi gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) imbas konflik Iran-Israel yang kian memanas.

Sebab, konflik geopolitik di Timur Tengah akan berdampak pada perekonomian global hingga nasional yang berimbas pada potensi gelombang PHK karena melambatnya ekonomi.

Menaker mengatakan, industri yang berorientasi ekspor atau impor akan menerima dampak lebih dalam dari adanya konflik tersebut. Namun demikian, telah disiapkan beberapa upaya untuk mengurangi dampak terjadinya gelombang PHK.

"Tentu ini akan berdampak pada industri yang ekspor ke luar negeri, karena kondisi geopolitik akan berdampak pada ekonomi secara global. Kita sudah punya grand desain untuk mitigasi PHK," ujarnya dalam konferensi pers di Kemnaker, Selasa (24/6/2025).

Yassierli menjelaskan, beberapa langkah sudah disiapkan untuk memitigasi adanya gelombang PHK imbas konflik geopolitik yang memanas. Misalnya penguatan program JKP (Jaminan Kehilangan Pekerjaan), yang mana di dalamnya termasuk pemberian pelatihan, bantuan tunai, hingga fasilitasi untuk akses lowongan pekerjaan baru.

"Kita sudah punya grand design, untuk mitigasi PHK, bagaimana kemudian program yang sifatnya spesifik, kita sudah punya JKP, yang dari awal tahun 2025 sudah kita pastikan teman yang di PHK itu mendapatkan manfaat yang lebih. Di situ ada terkait dengan bantuan tunai, pelatihan, dan kemudian fasilitasi lowongan kerja yang baru," lanjutnya.

 



Yassierli menambahkan pihaknya juga intens untuk berkoordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan di daerah dan lintas Kementerian untuk mendeteksi adanya sinyal PHK imbas adanya pelemahan ekonomi akibat konflik.

"Temanya sama, bagaimana kondisi geopolitik global ini harus kita respon bersama-sama, karena ujungnya di hilir adalah Kementerian Ketenagakerjaan," katanya.

Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Indah Anggoro Putri menambahkan data karyawan yang mengalami PHK per awal Juni sudah tembus 30 ribu orang. Jumlah ini meningkat dari data per 20 Mei sebesar 26 ribu pekerja.

"Data terakhir 26 ribu ya terakhir, saat ini sekitar 30 ribu, sampai minggu pertama bulan Juni," pungkasnya.

Topik Menarik