Viral! Istri Peluk Anak di Surabaya Jadi Korban KDRT Suami di Depan Rumah hingga Lebam
SURABAYA, iNews.id – Kasus dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kembali mencuat di Surabaya, Jawa Timur. Kali ini menimpa seorang perempuan bernama Sella Putri (28) yang dianiaya suaminya Wahyu Abdillah.
Peristiwa suami aniaya istri ini terjadi di Kampung Dukuh Menanggal Delapan, Surabaya. Dalam rekaman video yang viral di media sosial, korban Sella terlihat duduk terdiam di jalanan perkampungan sambil memeluk anaknya, dengan kondisi wajah lebam dan luka di tubuh.
Sella mengungkap bahwa awal mula kekerasan dipicu cekcok terkait masalah rumah tangga dan dugaan perselingkuhan sang suami. Saat itu korban di rumah orang tuanya dan suami menelepon meminta dibawakan handphone-nya.
"Awalnya saya pulang ke rumah orang tua karena suami mau kerja di Madura. Besoknya dia minta diantar HP ke rumah lalu di sana kami cekcok karena uang yang baru dia kasih ke saya malah diminta balik," ujar Sella, Senin (23/6/2025).
Karena merasa lelah dan tidak tahan dengan sikap suaminya, Sella meminta cerai. Namun reaksi suaminya justru makin mengejutkan.
"Saya minta pisah, dia bilang iya dan katanya sudah jijik sama saya. Setelah itu saya lihat dia teleponan sambil senyum-senyum di kamar. Saya minta HP-nya, dia gak ngasih. Malah saya dipukul berkali-kali di bagian wajah, di depan rumah," katanya.
Dari foto yang dibagikan di akun media sosialnya, Sella tampak mengalami benjolan di kening, lebam di wajah dan luka di beberapa bagian tubuh. Dia mengaku sudah sering menjadi korban kekerasan, namun baru kali ini pemukulan terjadi secara brutal dan terang-terangan.
“Aku sering jadi korban kekerasan, tapi biasanya tidak sekeras ini. Kemarin itu keras, karena mungkin dia ketahuan selingkuh,” kata Sella.
Seusai kejadian, Sella langsung melaporkan suaminya ke Polrestabes Surabaya. Hingga kini, polisi belum memberikan keterangan resmi karena kasus masih dalam penyelidikan.
Sella kini telah mendapat pendampingan dari Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kota Surabaya. Pihak dinas menyatakan akan terus mengawal proses hukum dan memberikan dukungan psikologis bagi korban dan anaknya.