Harga Minyak Menguat di Tengah Konflik Iran-Israel Masuki Hari Keenam

Harga Minyak Menguat di Tengah Konflik Iran-Israel Masuki Hari Keenam

Berita Utama | idxchannel | Kamis, 19 Juni 2025 - 07:40
share

IDXChannel - Harga minyak mentah ditutup menguat pada Rabu (18/6/2025), seiring investor menimbang potensi gangguan pasokan akibat konflik Iran-Israel serta kemungkinan keterlibatan langsung Amerika Serikat (AS).

Minyak mentah WTI kontrak bulan terdekat ditutup naik 0,4 persen ke USD75,14 per barel, sementara minyak Brent menguat 0,3 persen menjadi USD76,70 per barel. Sebelumnya di sesi perdagangan, harga sempat turun sekitar 2 persen. Sehari sebelumnya, harga melonjak lebih dari 4 persen.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menolak tuntutan Presiden AS Donald Trump agar Iran menyerah tanpa syarat. Sementara itu, Trump menyatakan kesabarannya telah habis, meski belum mengungkap langkah selanjutnya.

Saat ditanya wartawan di luar Gedung Putih, Trump tidak menjawab secara jelas apakah ia akan bergabung dalam kampanye pemboman Israel terhadap Iran. "Mungkin saya akan melakukannya, mungkin tidak. Tidak ada yang tahu apa yang akan saya lakukan," ujarnya, dilansir dari Reuters.

Trump juga mengklaim bahwa pejabat Iran telah menghubungi untuk membuka jalur negosiasi, termasuk kemungkinan pertemuan di Gedung Putih. Namun, ia menyatakan bahwa sudah terlalu terlambat untuk bicara.

Sumber yang dekat dengan diskusi internal menyebutkan bahwa salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah ikut serta dalam serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.

“Pasar minyak mentah masih berada dalam mode menunggu dan melihat, dengan konflik Israel-Iran menyisakan banyak tanda tanya. Ini bisa mendorong Brent melonjak ke USD83 per barel atau justru anjlok ke kisaran USD68,” kata analis di perusahaan konsultan energi Ritterbusch and Associates.

Para analis menilai, keterlibatan langsung AS akan memperluas konflik dan meningkatkan risiko terhadap infrastruktur energi di kawasan tersebut. “Ketakutan terbesar pasar minyak adalah penutupan Selat Hormuz,” demikian mengutip analis ING dalam catatan mereka.

“Hampir sepertiga perdagangan minyak laut global melintasi jalur ini. Gangguan besar terhadap aliran ini bisa mendorong harga ke USD120 per barel,” ujar analis ING.

Iran, yang merupakan produsen terbesar ketiga OPEC, memproduksi sekitar 3,3 juta barel per hari (bph) minyak mentah. Duta Besar Iran untuk PBB di Jenewa menyampaikan bahwa Teheran telah memperingatkan Washington akan memberikan respons keras jika AS terlibat langsung dalam kampanye militer Israel.

Sementara itu, Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga pada level saat ini pada Rabu.

Para pembuat kebijakan tetap memperkirakan suku bunga dipangkas setengah poin persentase tahun ini, tetapi memperlambat laju pemangkasan pada 2026 dan 2027, masing-masing hanya seperempat poin, karena tekanan inflasi yang diperkirakan meningkat akibat kebijakan tarif pemerintahan Trump.

Suku bunga yang lebih rendah umumnya mendorong pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi, termasuk minyak. (Aldo Fernando)

Topik Menarik