Struktur Aneh Muncul di Antartika, Ilmuwan Klaim Tanda Akhir Dunia Semakin Nyata

Struktur Aneh Muncul di Antartika, Ilmuwan Klaim Tanda Akhir Dunia Semakin Nyata

Berita Utama | sindonews | Rabu, 14 Mei 2025 - 16:12
share

Temuan struktur aneh dengan panjang 1.300 kaki (sekitar 400 meter) di bawah es di Antartika, diklaim sebagai tanda dari akhir dunia.

Bentuk yang belum pernah terlihat sebelumnya itu terungkap saat kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) menyelam 10 mil (17 kilometer) di bawah Dotson Ice Shelf, di bagian barat benua, dan menempuh jarak lebih dari 600 mil (1.000 kilometer) di sepanjang sisi bawah es, demikian laporan Live Science .

Paparan Es Dotson adalah bongkahan es terapung selebar 30 mil (50 kilometer) yang luasnya tujuh kali luas Kota New York.

Ini adalah bagian dari lapisan es Antartika Barat, yang merupakan rumah bagi gletser yang terpecah (proses yang dikenal sebagai pelepasan es) pada tingkat yang sangat dramatis, sehingga dapat menyebabkan permukaan laut naik sekitar 11 kaki (3,4 meter) jika menyebabkan runtuhnya seluruh lapisan es.

Penelitian telah menunjukkan bahwa erosi yang terus-menerus mengikis tepi lapisan es, dengan air laut yang hangat menyusup ke bagian bawahnya. Hal ini menyebabkan lapisan es tersebut bergeser dari daratan, sehingga keruntuhannya tidak dapat dihindari.

Penelitian baru, yang diterbitkan pada 31 Juli 2018, telah mengungkap proses ini dengan menciptakan gambaran paling rinci tentang bagian bawah rak.

Struktur es berbentuk bukit pasir ditemukan di bagian bawah Dotson Ice Shelf (Filip Stedt / Universitas Gothenburg)

Survei yang dilakukan oleh ROV tersebut mengungkapkan bahwa gletser, seperti yang diharapkan, mencair paling cepat di titik-titik di mana arus bawah laut mengikis dasarnya.

Namun, secara tak terduga, hal itu juga menunjukkan bahwa dasar gletser tersebut tidak mulus, seperti yang diasumsikan para ahli, tetapi sebaliknya, terdiri dari jaringan puncak dan lembah yang aneh.

Yang lebih membingungkan adalah bahwa di puncak dan lembah ini muncul fitur berbentuk tetesan air mata, menyerupai bukit pasir, yang panjangnya ratusan kaki.

Tim ilmuwan meyakini bahwa struktur misterius ini terbentuk saat air bergerak melintasi bagian bawah gletser, selaras dengan rotasi Bumi, yang menyebabkan pencairan tidak merata.

"Jika Anda perhatikan dengan saksama bentuknya tidak simetris, bentuknya agak bengkok seperti kerang biru, dan alasan ketidaksimetrisan itu adalah rotasi Bumi," tutur Anna Wåhlin, profesor oseanografi di Universitas Gothenburg, kepada Live Science.

“Air yang bergerak di Bumi dipengaruhi oleh sesuatu yang disebut gaya Coriolis, yang bekerja di sebelah kiri arah gerak di Belahan Bumi Selatan,” jelasnya.

Menurut analisis timnya, gaya ini diimbangi oleh gesekan pada es, sehingga menghasilkan pola aliran spiral yang disebut spiral Ekman.

Ini paling sering terlihat ketika angin bertiup di atas permukaan air, tetapi dapat juga terbentuk ketika air bergerak di atas es.

Para peneliti kembali ke wilayah tersebut dengan ROV mereka pada bulan Januari 2024 dengan harapan dapat menindaklanjuti survei awal mereka, yang dilakukan pada tahun 2022.

Sayangnya, kapal selam itu menghilang di bawah lapisan es dan tidak akan pernah terlihat lagi.

Tim sekarang bermaksud meluncurkan kapal selam baru untuk melanjutkan penyelidikan mereka terhadap kedalaman es yang belum dipetakan.

"Untuk memahami siklus es di Antartika dan bagaimana es berpindah dari benua ke lautan, kita perlu memahami bagaimana es mencair dari bawah, sebuah proses yang sama pentingnya dengan proses pemisahan es di daratan untuk memindahkannya ke lautan," kata Wåhlin.

"Dibutuhkan banyak energi untuk mencairkan es, jadi semua es di Antartika seperti penstabil suhu raksasa dan bagian penting dari sistem iklim Bumi," tambahnya.

"Jika lapisan es Antartika berakhir di lautan dalam jumlah besar, hal itu berpotensi memengaruhi kenaikan muka air laut. Jadi, jika kita mengetahui batas atas dan bawahnya, kita juga dapat membatasi kenaikan muka air laut di masa mendatang."

Topik Menarik