9 Fakta Unik Paus Leo XIV yang Bikin Dunia Terbelalak
Ketika asap putih mengepul dari Kapel Sistina pada Kamis (8/5/2025), dunia menyambut pemimpin baru Gereja Katolik: Paus Leo XIV.
Tapi siapa sangka, pria kelahiran Chicago ini bukan hanya mencetak sejarah, tapi juga menyimpan segudang fakta unik yang membuatnya begitu menarik—baik bagi umat Katolik maupun publik dunia.
9 Fakta Unik Tentang Paus Leo XIV
1. Paus Pertama dari Amerika Serikat
Paus Leo XIV, yang lahir dengan nama Robert Francis Prevost, adalah Paus pertama dalam sejarah Gereja Katolik yang berasal dari Amerika Serikat. Dia bukan hanya membawa aksen Amerika ke Vatikan, tapi juga semangat pastoral yang sangat khas dari dunia baru.
2. Punya Dua Kewarganegaraan
Meski lahir di Chicago, Paus Leo XIV memiliki kewarganegaraan ganda: Amerika Serikat dan Peru.
Ini bukan tanpa alasan—beliau menghabiskan lebih dari 20 tahun hidupnya sebagai imam dan uskup di wilayah miskin Chiclayo, Peru. Dia lebih fasih berkhotbah dalam bahasa Spanyol ketimbang Latin.
3. Paus Ordo Augustinian Pertama
Paus Leo XIV adalah anggota Ordo Santo Agustinus (OSA), menjadikannya Paus pertama dari ordo tersebut.
Pilihannya menandakan semangat kembali pada refleksi spiritual dan pelayanan yang membumi, sesuai dengan semangat Santo Agustinus.
4. Terpilih dalam Konklaf Kilat
Proses pemilihannya sebagai Paus hanya memakan empat putaran pemungutan suara—termasuk cepat dalam sejarah modern konklaf.
Ini menunjukkan dukungan kuat dari para kardinal atas sosok moderat dan penuh welas asih ini.
5. Nama Leo XIV: Penghormatan terhadap Pejuang Sosial
Dia memilih nama “Leo” sebagai penghormatan kepada Paus Leo XIII, yang dikenal lewat ensiklik Rerum Novarum (1891) tentang hak-hak buruh dan keadilan sosial.
Jadi, jangan heran jika Leo XIV melanjutkan agenda pro-rakyat dari Paus Fransiskus.
6. Punya Gaya "Low Profile" yang Menyejukkan
Meski kini memimpin 1,3 miliar umat Katolik, gaya hidup Leo XIV tetap sederhana dan membumi.
Dia dikenal gemar jalan kaki tanpa pengawalan saat masih menjabat di Peru, dan punya kebiasaan minum kopi bersama warga paroki usai misa pagi.
7. Kritikus Kekerasan Senjata dan Pendukung Pengungsi
Sebelum menjadi Paus, Prevost secara vokal mengkritik kekerasan bersenjata di AS dan menyuarakan dukungan terhadap pengungsi.
Visi ini diperkirakan akan membentuk arah pastoral global Gereja Katolik di bawah kepemimpinannya.
8. Pendekatannya Disebut “Kasih Tanpa Syarat”
Banyak umat menggambarkan gaya pastoralnya sebagai “pelukan Gereja yang hangat bagi semua orang”, termasuk mereka yang pernah merasa tersisih: imigran, kaum miskin, atau umat Katolik non-praktikan.
9. Simbol Era Baru: Vatikan yang Lebih Global
Pemilihannya mencerminkan arah baru Vatikan yang lebih global, multikultural, dan terbuka.
Dia menjadi simbol bahwa Gereja Katolik bukan hanya milik Eropa atau Amerika Latin, tapi benar-benar Gereja universal.
Paus Leo XIV bukan hanya pewaris jubah putih, tapi juga pewaris semangat perubahan.
Dengan latar belakang yang unik, pengalaman lintas budaya, dan hati yang dekat dengan umat kecil, beliau membawa angin segar yang mengalir dari pinggiran kota Chicago hingga lorong-lorong Vatikan.
Akankah Leo XIV menjadi "Paus Rakyat" jilid dua setelah Paus Fransiskus? Dunia menanti, dengan harapan.










