11 WNI Terjebak di Kashmir Pasca-Penembakan Tewaskan 26 Orang: Allah Lindungi Kami!
JAKARTA, INews.id - Sebanyak 11 warga negara Indonesia (WNI) sempat terjebak dalam penembakan di Pahalgam, Kashmir, wilayah India, Selasa (22/4/2025). Mereka berhasil keluar dari bahaya.
Serangan brutal itu menewaskan 26 orang, termasuk turis asing. Namun sebagian besar korban adalah warga India.
Para WNI itu terdiri atas 10 perempuan dan 1 orang laki-laki. Para WNI tersebut menunggu dievakuasi dari Kashimir dan telah berkomunikasi dengan KBRI di New Delhi.
Video saat 11 WNI bersama seorang guide berwisata di Kashmir beredar di media sosial. Tayangan menunjukkan mereka menaiki gondola dengan latar taman pegunungan.
Seorang WNI, Dewi Gustiana, mengatakan di Facebook, dia sedang membawa rombongan bepergian ke Kashmir dan Pakistan saat serangan terjadi.
“Kami yang tengah berada di point Cable Car etape pertama di Gulmarg yang posisinya dengan Pahalgam sama-sama di kaki barisan pegunungan Himalaya perbatasan Khasmir Pakistan,” kata Dewi, dalam unggahan di Facebook, Rabu (23/4/2025).
Saat itu dia dan rombongan tengah makan siang ketika helikopter militer India berseliweran di langit, memunculkan rasa penasaran. Pemandu wisata sempat menenangkan rombongan bahwa helikopter yang terbang hilir mudik di udara bukan milik militer India.
“Tour Leader lokal Nasir menjawab bukan heli militer tapi itu hanya helikopter sewaan. Rupanya dia sudah mendengar ada tragedy (di Pahalgam) beberapa menit lalu tapi dia tidak mau membuat kami panik,” tutur Dewi.
Menurut Dewi, rombongan turnya seharusnya pergi ke Pahalgam saat penembakan, namun jadwal ditukar sehingga mereka singgah terlebih dulu di Gulmarg. Dia merasa bersyukur pertukaran jadwal tersebut, rombongan mereka tidak sempat tiba di Pahalgam saat tragedi tersebut terjadi.
“Alhamdulillah Allah melindungi kami tidak ke Pahalgam dan diselamatkan dengan perubahan jadwal destinasi,” tulisnya.
Dia mengatakan rombongannya masih berada di Kashmir saat mengunggah pesan itu para Rabu dan hanya bisa berdiam di Hotel Az Zahra, Srinagar, karena lockdown oleh pihak berwenang India.
Dia hanya bisa menunggu apakah lockdown masih akan diberlakukan sebelum rombongan kembali ke New Delhi pada 26 April dan terbang kembali ke Indonesia pada 27 April 2025.
“Pihak Kemlu dan KBRI di New Delhi sudah tahu keberadaan kami ber-12. Mereka koordinasi dan memantau dengan instansi-instansi di sini. Sejauh ini, disarankan cukup tinggal di hotel, kembali ke ND (New Delhi) sesuai jadwal,” kata Dewi.
India menanggapi serangan yang terjadi pukul 14.45 itu dengan kemarahan serta mengisyaratkan Pemerintah Pakistan bertanggung jawab secara tidak langsung. Badan keamanan India menyebut Front Perlawanan Kashmir berada di balik serangan tersebut.
Front Perlawanan Kashmir mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, meski pernyataan itu belum dipastikan keasliannya.
Para pelaku, sedikitnya 4 orang, muncul dari hutan lalu melepaskan tembakan membabi buta di Savana Baisaran, daerah perbukitan indah yang hanya dapat diakses dengan berjalan kaki atau menunggang kuda.
Serangan tersebut merupakan salah satu peristiwa paling mematikan di wilayah paling bergejolak itu.
India sejak lama menuduh Pemerintah Pakistan sengaja "memelihara" kelompok-kelompok bersenjata dan separatis di perbatasan Kashmir untuk membuat onar.
Tuduhan itu dibantah keras oleh pemerintahan di Islamabad. Para pejabat Pakistan akan bertemu pada Kamis (24/4/2025) untuk merespons sikap India.
Respons yang diambil India meliputi penurunan level hubungan diplomatik dengan Pakistan disertai pengusiran diplomat dari New Delhi, termasuk atase pertahanan, menutup perbatasan utama yang menghubungkan kedua negara, menghentikan perjanjian pembagian air.
Bukan hanya itu, India memerintahkan beberapa pemegang visa Pakistan untuk meninggalkan negaranya dalam waktu 48 jam.
India dan Pakistan saling mengklaim sebagai pemilik Kashmir. Sejak pemisahan India dan pembentukan negara Pakistan pada 1947, kedua negara pemilik senjata nuklir itu beberapa kali terlibat perang fisik memperebutkan wilayah tersebut.