Sri Mulyani Sebut AS-China Saling Serang Perang Tarif Bikin IHSG dan Rupiah Anjlok

Sri Mulyani Sebut AS-China Saling Serang Perang Tarif Bikin IHSG dan Rupiah Anjlok

Berita Utama | okezone | Selasa, 8 April 2025 - 17:35
share

JAKARTA - Pasar keuangan Indonesia menunjukkan respons negatif terhadap perkembangan pembicaraan dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), terutama terkait dengan implikasi kebijakan tarif global.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pembukaan bursa pada hari pertama perdagangan setelah libur Lebaran ini menunjukkan tekanan yang signifikan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Investor portfolio berespons negatif pembicaraan RRT. Kita semuanya hari ini adalah hari pertama pembukaan bursa dan kita sudah melihat Indonesia tadi sesi yang kedua dibawah 8 persen, 7,7 persen," ujar Sri Mulyani dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (8/4/2025).

1. Koreksi IHSG

Sri Mulyani memaparkan bahwa koreksi IHSG ini sejalan dengan tren di banyak negara lain, di mana indeks harga saham mengalami penurunan yang dalam pasca perkembangan situasi global. Bahkan, beberapa negara mencatatkan koreksi hingga di atas 25 persen.

Adapun akibat "pembicaraan RRT" yang dimaksud konteksnya mengarah pada kekhawatiran pasar terhadap potensi eskalasi ketegangan perdagangan global yang melibatkan Amerika Serikat dan China. Kebijakan tarif dan retorika antara kedua negara adidaya ini menciptakan ketidakpastian yang tinggi bagi investor global, termasuk di Indonesia.

 

2. Pasar Saham

Tekanan jual yang signifikan di pasar saham Indonesia pada pembukaan kembali bursa, yang mencapai penurunan hingga hampir 8 persen, mengindikasikan kepanikan investor dan memicu mekanisme trading halt atau pembekuan perdagangan sementara untuk meredam volatilitas.

Di sisi lain, nilai tukar rupiah menunjukkan ketahanan yang lebih baik. Sri Mulyani mengapresiasi langkah-langkah Bank Indonesia (BI) yang telah diantisipasi bahkan sebelum pembukaan pasar.

"Nilai tukar kita, Pak Gubernur Bank Indonesia sudah menyampaikan juga beberapa langkah bahkan sebelum pembukaan hari ini dan Alhamdulillah kita sekarang sudah bisa turun ke bawah 17.000," katanya.

3. Pergerakan Harga Saham

Menkeu menekankan bahwa pergerakan harga saham, nilai tukar, dan obligasi saat ini bertindak sebagai shock absorber terhadap guncangan eksternal. Meskipun respons pasar mungkin menimbulkan kekhawatiran, fondasi ekonomi yang tetap harus dijaga menjadi prioritas.

Sri Mulyani juga menyoroti tekanan tinggi di pasar keuangan global, tercermin dari pelemahan US Treasury dan indeks dolar, serta peningkatan indeks volatilitas (VIX). Meskipun kenaikannya belum separah saat awal pandemi COVID-19, alarm kewaspadaan mulai berbunyi.

"Tekanan di pasar keuangan yang tinggi terakhir ini sebetulnya bukan hal yang baru. US Treasury baik yang 2 tahun maupun 10 tahun agak melemah karena dia diatur safe haven tapi dolar indeksnya juga melemah jadi kepercayaan 100 persen terhadap dolar juga mulai menurun. Sementara Fixed Index yaitu Volatility juga meningkat tapi kalau kita bandingkan pada saat COVID kenaikannya sepertinya masih relatively manageable tapi ini menggambarkan suasananya, alarmnya mulai berdengung jadi kita harus juga tetap hati-hati, tanpa panik," jelasnya.

Lebih lanjut, Sri Mulyani mengutip proyeksi dari lembaga keuangan besar seperti J.P. Morgan dan Goldman Sachs yang meningkatkan probabilitas resesi AS menjadi 60 persen. Outlook ini juga berdampak pada penurunan harga komoditas global.

Dengan situasi global yang penuh ketidakpastian ini, Sri Mulyani menekankan pentingnya kewaspadaan tanpa panik dalam mengelola ekonomi Indonesia, sambil terus memantau perkembangan dan menjaga fundamental ekonomi yang kuat.

Topik Menarik