Pesan Tegas Hamas ke Israel: Tak Ada Cara Lain Bebaskan Sandera selain Patuhi Gencatan Senjata!
GAZA, iNews.id - Hamas membebaskan tiga sandera Israel dalam pertukaran tahanan gelombang keenam, Sabtu (15/2/2025) pagi. Kemudian pada siang hari, giliran Israel membebaskan 369 tahanan Palestina, sebanyak 333 di antaranya adalah warga Gaza yang ditangkap sejak perang 7 Oktober 2025.
Pertukaran tahanan ini membuat lega warga Gaza dan Israel karena beberapa hari sebelumnya terjadi ketegangan atas kemungkinan berakhirnya gencatan senjata. Hamas pada Senin lalu mengumumkan akan menghentikan pembebasan sandera sampai Israel memenuhi kesepakatan gencatan senjata, yakni tidak membunuh warga Gaza lagi serta tidak mencegah masuknya bantuan kemanusiaan.
Keesokan hari, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan menghentikan gencatan senjata dan menyerang Gaza kembali. Ancaman itu tidak membuat ciut nyali Hamas.
Kemudian pada Kamis, Hamas mengumumkan akan membebaskan sandera Israel pada waktunya setelah mendapat jaminan dari negara mediator, Mesir dan Qatar, untuk menekan Israel agar mematuhi poin-poin gencatan senjata.
Ini adalah jumlah terbesar pembebasan tahanan warga Palestina sejak dimulainya gencatan senjata. Biasanya Israel hanya membebaskan 180-an tahanan Palestina setiap pekan.
Tayangan video menunjukkan, bus penuh tahanan Palestina dari Penjara Ofer tiba di Ramallah, Tepi Barat. Mereka disambut oleh kerabat dan pendukung dengan sorakan kebebasan.
Sebanyak 10 tahanan dibawa ke Tepi Barat dan seorang lainnya ke Yerusalem Timur. Sementara bus dalam jumlah lebih banyak mengarah ke Gurun Negev untuk menuju Jalur Gaza.
Sisa tahanan lainnya dikirim ke Mesir dan negara-negara lain yang akan menerima mereka karena perjanjian ekstradisi antara Israel dengan Hamas.
Setidaknya empat dari mereka yang dibebaskan segera dibawa ke rumah sakit karena kondisi mereka yang parah. Di antara tahanan paling menonjol yang dibebaskan adalah Ahmed Barghouti (48), orang dekat tokoh politik Palestina, Marwan Barghouti.
Sebelum itu Hamas membebaskan tiga sandera Israel, yakni Sagui Dekel-Chen, warga AS-Israel; Alexander Sasha Trufanov, warga Rusia-Israel, dan Yair Horn, warga Argentina-Israel. Mereka diserahkan di Khan Younis kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC) sebelum dibawa ke Isarel.
Seperti biasa, ketiganya mendapat sertifikat pembebasan dan peta Palestina serta souvenir lainnya.
Sementara Hamas dalam pernyataannya setelah pembebasan sandera menyampaikan pesan tegas terbaru kepada Israel.
"Pembebasan gelombang keenam sandera musuh menegaskan tidak ada cara untuk membebaskan mereka kecuali melalui negosiasi dan dengan mematuhi persyaratan perjanjian gencatan senjata," bunyi pernyataan.
Di Tel Aviv, ribuan warga berlumpul di "Alun-Alun Sandera" menyaksikan secara langsung prosesi pembebasan para tawanan oleh Hamas.
Banyak yang membawa bendera dan poster Israel dengan pesan termasuk "Maaf dan Selamat Datang Kembali" serta "Rampungkan Gencatan senjata" desakan agar pemerintahan Netanyahu segera menyepakati gencatan senjata fase berikutnya.
Dengan pertukaran tahanan ini, jumlah sandera Israel yang dibebaskan oleh Hamas dan faksi perlawanan lainnya, Jihad Islam, selama gencatan senjata tahap pertama pada 19 Januari, mencapai 25 orang.