Program Cek Kesehatan Gratis Digelar Mulai 10 Februari, Warga Kesulitan Daftar
JAKARTA, iNews.id - Program cek kesehatan gratis akan diluncurkan pemerintah pada 10 Februari 2025. Menariknya, layanan ini bukan sekadar pemeriksaan sederhana, melainkan pengecekan kesehatan secara menyeluruh.
Langkah ini menjadi kabar baik bagi masyarakat, karena biaya pemeriksaan kesehatan secara mandiri tidaklah murah. Meski demikian, masyarakat masih kesulitan mendaftar guna mendapat layanan ini.
Nico Bayu, salah seorang warga Palmerah, Jakarta Barat (Jakbar), mengaku kesulitan mendaftar cek kesehatan gratis secara daring, sehingga harus datang langsung ke Puskesmas Palmerah untuk melakukan pendaftaran.
"Coba daftar online, kita sesuai tanggal lahir, tanggal 18 Juni itu gak bisa, sampai saya nyoba sampai 30 hari ke depan kan infonya 30 hari ke depan itu baru bisa lagi, nah ini gak bisa," ujar Nico, Jumat (7/2/2025).
Sayangnya, kata dia, belum ada loket pendaftaran bagi warga yang akan menggunakan layanan pengecekan kesehatan gratis di Puskesmas Palmerah.
Prilly Latuconsina Sangat Bahagia Bersama Omara Esteghlal: Air Mata Tak Pernah Menetes Sedikit Pun
"Tadi mau coba daftar langsung on the spot pemeriksaan kesehatan, cuma belum bisa. Paling Senin nyoba lagi ke sini," tutur dia.
Diketahui, Presiden Prabowo Subianto memutuskan program cek kesehatan gratis mulai dijalankan pada Senin 10 Februari 2025. Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usia bertemu Prabowo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/2/2025).
"Program cek kesehatan gratis diputuskan oleh Beliau nanti tanggal 10 Februari ini sudah bisa jalan. Khusus puskesmas dan juga klinik-klinik," kata Budi di Kompleks Istana.
Menurut Budi, Prabowo juga akan meninjau secara langsung program cek kesehatan gratis di salah satu puskesmas.
"Nanti Beliau sama seperti yang makan bergizi, mau lihat, di salah satu puskesmas," ujarnya.
Budi mengungkapkan, program tersebut akan menyasar 280 juta masyarakat Indonesia. Namun, katanya, di tahun pertama ditargetkan 60 juta orang menerima program ini.
"Mungkin nggak langsung 280 juta, tahun pertama kalau saya dapat 50 juta, 60 juta saja sudah senang. Tapi kan kita harapkan ini makin lama, makin naik terus," ujarnya.