Harga Seporsi Makan Bergizi Gratis di Bawah Rp10.000
JAKARTA - Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Palmerah Yudha Permana mengatakan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Palmerah, Jakarta Barat yang disediakan pihaknya dengan harga di bawah Rp10.000 per porsi.
"Untuk per porsinya kita lakukan ini sudah sekitar dua bulan, kita sudah bisa takar bahwa porsi per hari itu di bawah Rp10 ribu, kita sudah bisa pastikan bahwa itu," kata Yudha kepada wartawan, Jakarta, Senin (6/1/2025).
1. Suplai 2.987 Paket Makan Bergizi Gratis
Yudha mengungkap, pada hari ini SPPG Palmerah telah menyuplai sebanyak 2.987 paket makan bergizi gratis dengan harga di bawah Rp10 ribu, untuk 11 sekolah di Jakarta Barat.
"Termasuk juga di hari ini dengan kualifikasi tadi menu seperti itu kita di bawah Rp10 ribu," katanya.
Yudha mengatakan, meskipun harga Rp10 ribu per porsi merupakan tantangan di kota seperti Jakarta. Namun dia memiliki cara untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang dengan harga tersebut.
2. Libatkan UMKM
Yakni, kata Yudha, dengan memberdayakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) setempat guna mendapatkan harga bahan baku terjangkau.
"Proses yang kami lakukan adalah kami menggunakan sumber daya dari lokal. Kita memanfaatkan UMKM lokal juga. Jadi kita bisa dapatkan harga yang relatif terjangkau," katanya.
3. Istana Pastikan Menu MBG Penuhi Standar Kandungan Gizi, Tak Wajib Susu-Daging
Istana melalui Juru Bicara (Jubir) Kantor Komunikasi Presiden Dedek Prayudi memastikan bahwa menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah memenuhi standar kandungan gizi.
Program yang dimulai serentak hari ini, Senin (6/1/2025), telah memiliki standar higienitas hingga standar kelola limbah yang berkelanjutan.
Jadi di sini yang ada adalah standar kandungan gizi. Standar higienitas dan standar kelola limbah yang berkelanjutan, kata Uki sapaan akrab Dedek dalam keterangannya.
Lebih lanjut, Uki menegaskan bahwa tidak ada standar menu khusus untuk program prioritas Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka itu seperti wajib susu hingga daging.
Malam Penentuan dan Nostalgia: Apakah Fajar atau Shabrina Sang The Next Indonesian Idol XIII?
Tidak ada standar menu, artinya wajib susu, itu enggak ada. Wajib daging, itu enggak ada. Bahkan pemenuhan karbohidrat bisa saja dengan nasi, bisa saja kami temui ada anak yang punya semacam phobia terhadap nasi, maka karbohidrat diganti kentang, jelasnya.
Saudara-saudara kita di Papua, pemenuhan karbohidratnya dengan sagu. Jadi, disini tidak ada standar menu, sekali lagi yang ada adalah standar gizi, standar higienitas dan juga standar tata kelola limbah berkelanjutan, tambah Uki.
4. Untuk Ibu Hamil dan Balita
Sementara itu, Uki menjelaskan bahwa program ini juga tidak hanya untuk anak sekolah namun juga untuk ibu hamil, menyusui, dan anak-anak balita.
Penerima manfaat ini kan tidak semuanya anak sekolah, ada ibu hamil, ibu menyusui, dan juga anak-anak balita," katanya.
Uki juga menjelaskan program MBG ini disalurkan melalui dua institusi penyalur pertama adalah sekolah-sekolah dan pesantren-pesantren.
Ini sebenarnya ga gampang karena kalau kita bicara sekolah pesantren seolah-olah satu institusi padahal ini kementeriannya aja ada dua. Pesantren Kementerian Agama sendiri, sekolah-sekolah ini Kemendikdasmen sendiri." ujarnya.
Kedua adalah untuk ibu-ibu hamil, balita, itu adalah dipersiapkan oleh Posyandu, distribusinya melalui posyandu jadi ada dua skema di sini, ada skema satu Posyandu mengantarkan makanan tersebut ke rumah-rumah penerima manfaat, ada juga skema dua ibu-ibu penerima manfaat itu yang datang.
"Tapi skema dua ini tentu saja tidak bisa kepada ibu-ibu yang kehamilannya sudah sangat besar ya, karena mobilitasnya kan harus dibatasi, jadi kurang lebih seperti itu, ujarnya.
Dan kemudian kader kader posyandu jugalah yang kemudian menjemput tray-tray makanan tadi dari rumah-rumah. Jadi, program makan bergizi gratis ini juga merupakan satu bagian dari aktivasi besar-besaran posyandu di seanteri negeri di Indonesia, tambahnya.