Gunung Merapi Keluarkan 62 Kali Guguran Lava, Jarak Luncur Capai 1,9 Km

Gunung Merapi Keluarkan 62 Kali Guguran Lava, Jarak Luncur Capai 1,9 Km

Berita Utama | inews | Sabtu, 4 Januari 2025 - 08:21
share

JAKARTA, iNews.id - Gunung Merapi mengeluarkan 62 kali guguran lava dengan jarak maksimal 1.900 meter ke arah Kali Bebeng pada minggu ini. Data ini berdasakan laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 62 kali ke arah barat daya (hulu Kali Bebeng) sejauh maksimal 1.900 meter, 10 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimal 1.800 meter dan 6 kali ke arah barat (hulu Kali Sat/Putih) sejauh maksimal 1.500 meter, tulis BPPTKG dalam keterangan resminya dikutip Sabtu (4/1/2025).

Saat ini, Gunung Merapi yang berada di wilayah Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah itu masih berada pada status Level III Siaga. Status ini telah berlaku sejak 5 November 2020.

Sementara itu, BPPTKG melaporkan morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat aktivitas guguran lava. Untuk kubah tengah tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan.

Berdasarkan analisis foto, volume kubah barat daya terukur sebesar 3.315.900 m3, sedangkan untuk kubah tengah sebesar 2.361.800 m3.

Dalam minggu ini, BPPTKG mencatat kegempaan Gunung Merapi sebanyak 92 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 259 kali gempa Fase Banyak (MP), 1 kali gempa frekuensi rendah (LF), 1.055 kali gempa guguran (RF), dan 11 kali gempa tektonik (TT). Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi.

Pada minggu ini tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi, tulis BPPTKG.

BPPTKG mengimbau masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali, tulis BPPTKG.

Lebih lanjut, BPPTKG melaporkan berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan aktivitas vulkanis Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.