Viral Kalimat Lebih Baik Jualan Es Teh daripada Jualan Agama setelah Kontroversi Gus Miftah, Ini Artinya

Viral Kalimat Lebih Baik Jualan Es Teh daripada Jualan Agama setelah Kontroversi Gus Miftah, Ini Artinya

Berita Utama | sindonews | Kamis, 5 Desember 2024 - 12:20
share

JAKARTA Kalimat Lebih baik jualan es teh daripada jualan agama menjadi viral di media sosial, menyusul kontroversi Gus Miftah .

Para pengguna platform jagat maya, seperti Instagram berbondong-bondong mengunggah template story dengan tulisan tersebut sebagai bentuk sindiran.

Gus Miftah belakangan menjadi perbincangan hangat publik. Pendakwah yang juga menjadi Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan itu menjadi viral setelah mengolok-olok pedagang es teh.

Peristiwa itu diketahui terjadi saat Gus Miftah menghadiri acara Magelang Bersholawat, beberapa waktu lalu. Di video itu, tampak seorang pedagang yang membawa es teh dan air mineral kemasan di atas kepalanya hadir di tengah-tengah pengunjung.

Sebagian orang di sana berteriak meminta Gus Miftah memborong dagangan tersebut. Namun, Gus Miftah malah merespons dengan kalimat bernada olok-olok.

Es tehmu masih banyak tidak? Kalau masih ya sudah sana jual, go***k, kata Gus Miftah disambut gelak tawa para tamu di atas panggung.

Aksi Gus Miftah tersebut kemudian viral di media sosial. Sebagai bentuk respons kekecewaannya, sebagian warganet menyebarkan template bertuliskan Lebih baik jualan es teh daripada jualan agama melalui fitur Insta Story masing-masing.

Arti Kalimat Lebih Baik Jualan Es Teh daripada Jualan Agama

Kalimat Lebih Baik Jualan Es Teh daripada Jualan Agama mencerminkan kekecewaan yang mendalam terhadap fakta lapangan yang sering terlihat selama ini.

Fokusnya adalah mengenai profesi sederhana yang kerap diremehkan, sementara status mentereng seperti tokoh agama yang seharusnya menjadi pengayom justru bertindak jauh dari fungsinya.

Semua tentu sepakat bahwa profesi seperti pedagang es teh ini adalah gambaran pekerjaan yang sederhana. Tetapi, melalui kesederhanaan ini mereka bisa menopang kebutuhan hidup sehari-hari, termasuk untuk keluarga di rumah.

Sayang, masih ada segelintir orang yang menganggap profesi seperti ini berbeda dengan dirinya. Tak jarang dengan dalih candaan, mereka secara tidak sadar menghina dan menyakiti orang-orang tersebut, baik melalui kata-kata maupun tindakannya.

Padahal, profesi seperti jualan es teh ini seharusnya lebih baik daripada orang yang suka 'berjualan' agama. Istilah jualan agama sendiri mengacu pada penggunaan agama sebagai alat yang menguntungkan.

Di Indonesia, penggunaannya tidak asing karena sering dipakai untuk beragam kepentingan. Sebut saja dari politik hingga popularitas pribadi.

Jadi, bisa dipahami bahwa makna kalimat Lebih Baik Jualan Es Teh daripada Jualan Agama yang diungkap warganet itu adalah sebuah bentuk kekecewaan mendalam atas diremehkannya profesi sederhana seperti pedagang es teh, sementara di sisi lain banyak yang menyukai orang berjualan agama.

Topik Menarik