Anak hingga Orang Dewasa Tak Butuh Gula Tambahan, Begini Penjelasan Ahli Gizi

Anak hingga Orang Dewasa Tak Butuh Gula Tambahan, Begini Penjelasan Ahli Gizi

Berita Utama | okezone | Rabu, 7 Agustus 2024 - 05:20
share

DOKTER sekaligus ahli gizi masyarakat, dr. Tan Shot Yen angkat bicara terkait makanan dan minuman berpemanis dalam kemasan yang disinyalir mengakibatkan obesitas dan gagal ginjal pada anak.

Makanan dan minuman manis yang mengandung tinggi kalori itu dinilai dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada anak hingga mengalami obesitas.

Bahkan, belakangan ini marak gangguan ginjal yang menyebabkan anak harus menjalani tindakan cuci darah yang disinyalir juga disebabkan oleh konsumsi makanan dan minuman kemasan berpemanis.

Perlu diketahui, tingginya kadar gula dalam darah juga dapat menyebabkan anak terkena diabetes. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, termasuk pembuluh darah yang ada di ginjal.

Terkait fenomena tersebut, dr. Tan menyoroti peran orang tua dalam memberikan makanan dan minuman pada anak, termasuk pada bekal anak yang saat ini tengah giat dilakukan para orang tua.

Balik lagi kepada orang tuanya, misal anaknya bawa bekal sekolah, anda bisa lihat bekal sekolah kekinian itu warna warni, pakai biskuit yang pake minuman aneka rasa, ujar dr. Tan saat dihubungi, Rabu (7/8/2024).

Dokter Tan juga membandingkan kebiasaan tersebut dengan kebiasaan membuat bekal sederhana, namun mengutamakan kesehatan. Ironisnya, kata dr. Tan, orang-orang yang membuat makanan sederhana, namun menyehatkan itu malah di-bully.

"Dibandingkan dengan minuman orang-orang sederhana yang bisa membuat bekalnya sendiri, misalnya arem-arem, dibikinkan lemper, lepeut, tapi sekarang justru anak-anak yang diberi makan begitu di-bully, ujarnya.

Menurutnya, hal ini menjadi lucu dimana setiap orang yang pola makannya sehat malah dianggap pelit, miskin, bahkan kejam.

Jadi ini lucu, orang aneh di Indonesia, orang yang pola makannya sehat, bener, dikata-katain miskin lah, gak punya duit, pelit, ibu yang tidak memberikan susu formula pada anak dibilang kejam. Ini kan aneh ya, dari kecil kita tahu bahwa ASI yang terbaik. Ibu yang berjuang memberikan ASI lalu dikatain mamah yang dibilang pelit sama anak, katanya.

Bahkan, kata dr. Tan, di Indonesia sendiri ada hal yang tidak anormali dimana ada model kelompok ibu-ibu yang direkrut oleh perusahaan sebagai sales diam-diam.

"Mereka lalu bergerilya di media sosial dan mereka ini kan konten creator, anaknya diberi susu ini, dipakein produk ini dipamerin. Jadi perusahaan sekarang pinter, tidak lagi menggunakan artis karena bayarannya mahal kan, jadi dipake lah ibu-ibu model gini kan seneng, dikasih aja produk kan mereka happy ya, ini kacau banget, katanya.

Topik Menarik