Di Dubai, Sri Mulyani Pamer Potensi Besar RI Jadi Penyedia Kredit Karbon
DUBAI - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati melakukan pembicaraan mengenai Voluntary Carbon Market (VCM). Hal itu dilakukan Sri saat menghadiri undangan untuk memberikan pandangan serta dukungan mengenai pentingnya peran VCM dalam keuangan iklim serta mencapai transisi net-zero.
"Sejak 2016 hingga 2020, kontribusi Indonesia pada VCM Asia mencapai 15 (31,7MTon CO2e), dengan estimasi nilai transaksi offset karbon sebesar USD163 juta didominasi sektor kehutanan dan penggunaan lahan. Indonesia juga memiliki potensi besar untuk menjadi penyedia kredit karbon berbasis alam dengan mekanisme offset mencapai 1,3 gigaton CO2e senilai USD190 miliar," ujar Sri melalui akun Instagram resminya @smindrawati di Dubai, Selasa (5/12/2023).
Sementara itu dari sisi kredit karbon berbasis teknologi yang mulai diperdagangkan pada Indonesia Carbon Exchange (IDXCarbon) per 25 Oktober 2023, tercatat sebanyak 464,843 ton CO2e diperdagangkan dengan nilai Rp69.900/unit karbon (USD4,43/ton CO2e) dengan total nilai mencapai USD1.85 juta. Ini menunjukkan potensi ke depan yang masih luar biasa besar.
"@kemenkeuri sendiri memiliki peran penting dalam pengembangan pasar karbon, tak hanya menjadi katalisator dalam pengembangan pasar karbon yang efektif dan efisien, Kemenkeu juga mendorong investasi rendah karbon dan percepatan transisi menuju masa depan yang lebih sustainable," tambah Sri.
Selain itu, Kemenkeu juga terus berupaya meningkatkan mobilisasi dari pasar internasional melalui kebijakan perdagangan karbon lintas batas bersama kementerian lain khususnya Kementerian KLHK.