Lima Pulau di Sumatera Barat Jadi Destinasi Wisata Minat Khusus
IDX Channel - Lima pulau kecil di Sumatera Barat sedang dirancang sebagai tujuan wisata minat khusus.
Pengembangan wisata ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang peduli dan mendorong konservasi di daerah tersebut.
Kelima pulau tersebut adalah Toran, Pandan, dan Air di Kota Padang, Bando di Kota Pariaman, dan Pieh di Kabupaten Padang Pariaman.
Seluruhnya masuk dalam kawasan konservasi Pulau Pieh dan laut di sekitarnya yang dikelola oleh Loka Konservasi Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Di semua pulau, pengunjung dapat melakukan kegiatan survival, menyelam, melihat penyu dan lumba-lumba bahkan island hopping (mengunjungi beberapa pulau).
Kepala LKKPN Pekanbaru, Rahmat Irfansyah, dalam keterangan resminya, Kamis (16/11/2023), mengatakan bahwa pengembangan lima pulau tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Kota/Kabupaten Padang dan Padang Pariaman.
Heboh Rizky Nazar Diduga Dugem bareng Dosma Hazenbosch, Netizen: Syifa Hadju Terselamatkan
Kegiatan pariwisata di pulau-pulau tersebut juga digerakkan oleh Kelompok Masyarakat Peduli Konservasi (Kompak) yang disponsori oleh LKKPN.
"Ini juga sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam mengelola kawasan konservasi sehingga mereka dapat memperoleh manfaat ekonomi dalam proses pengelolaannya," ujar Irfan.
Sebagai contoh, di Pulau Bando, ada Kompak Raja Samudera yang bekerja sama dengan biro wisata untuk menarik pengunjung. Pengelolaan pariwisata sepenuhnya ditangani Kompak. Untuk masuk ke pulau tersebut, pengunjung membeli tiket secara online melalui LKKPN Pekanbaru.
Irfan menjelaskan, tim nya telah merancang model pengelolaan pulau-pulau yang berada di kawasan konservasi Pulau Pieh dan perairan di sekitarnya sejak tahun 2016. Setiap pulau memiliki potensi dan tujuan wisata masing-masing.
Pulau Toran seluas 25,23 hektar, misalnya, dikembangkan sebagai pulau survival dengan daya dukung lingkungan sebesar 67 orang per hari. Hal serupa juga dapat ditemui di Pulau Bando seluas 5,7 hektar yang dikembangkan menjadi kawasan budaya dan uji coba survival dengan daya dukung 42 orang per hari.
"Di akhir tahun, kegiatan survival island di Pulau Bando sudah full booked oleh wisatawan, terutama dari mancanegara, yaitu Eropa dan Amerika," tutur Irfan.
Kemudian, Pulau Pandan dengan luas 16,04 hektare diproyeksikan sebagai tempat penangkaran penyu dan kawasan wisata sejarah. Di sana terdapat bangunan-bangunan peninggalan kolonial Belanda. Daya dukung lingkungannya 44 orang per hari.
Sementara, untuk menjaga fungsi konservasi kelima pulau tersebut, penguatan pengembangan pariwisata harus mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan batasan ilmiah jumlah wisatawan.
Konsep pariwisata yang menitikberatkan pada perlindungan ekosistem dan konservasi keanekaragaman hayatinya akan memberikan manfaat bagi masyarakat yang peduli dan tergerak untuk mendukung upaya konservasi.
Sementara, Walikota Padang, Hendri Septa, menyambut baik upaya LKKPN Pekanbaru untuk mengembangkan tiga pulau kecil di Kota Padang dalam kunjungannya ke Pulau Pandan, Sabtu (11/11/2023).
Upaya ini sejalan dengan program unggulan Pemerintah Kota Padang, yaitu mengembangkan Kawasan Wisata Terpadu Gunung Padang, pulau-pulau kecil, dan kawasan timur Kota Padang.
Hendri berharap Pulau Pandan dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata konservasi berbasis alam. Pulau Pandan memiliki banyak potensi, seperti vegetasi hutan yang masih alami, bangunan peninggalan zaman Belanda, dikelilingi terumbu karang, dan memiliki sumber air.
"Saya mengajak warga Kota Padang untuk menjaga dan merawat Pulau Pandan karena ini merupakan aset Kota Padang yang ditinggalkan oleh nenek moyang kita untuk anak cucunya. Mari kita bersama-sama mengunjungi Pulau Pandan ini, dan menikmati keindahannya," tegas Hendri. (TSA)